PASER, Gerbangkaltim.com – Kecelakaan tunggal yang sering terjadi di oprit jembatan Desa Paser Belengkong, Kecamatan Paser Belengkong karena oprit jembatan turun dan rusak parah sehingga korban kecelakaan lalu lintas  dalam seminggu bisa memakan 4 korban dari emak emak dan juga pelajar perempuan.

Seorang pedagang Jamilawati menyebutkan dalam seminggu dirinya melihat 4 kejadian kecelakaan tunggal yang semuanya adalah perempuan. “Kecelakaan sering kali terjadi karena lubang yang ada disitu, kalo yang sering lewat tau, tapi kalo orang yang tidak tau pada saat laju pasti kaget. Biasanya ibu ibu dan juga pelajar,” kata Jamilawati, Rabu (20/9).

Menanggapi hal ini Kepala Desa Paser Belengkong M. Subhan menyebutkan bahwa kondisi jalan penghubung jembatan saat ini perlu penanganan sementara mengingat kondisi oprit jembatan tersebut sudah turun capai 70 cm.

“Ini aksesnya kalo lama lama tak ditangani bisa putus, dan masyarakat yang melintas sering kali terjadi laka lantas kan orang orang dari selatan tidak tahu mereka laju aja sampai terhantak kendaraannya, kedua juga mobil mobil yang pendek pasti nyangkut karena kendaraan tersebut lari ketengah mengindari lubang itu,” kata M. Subhan saat ditemui di lokasi jembatan.

Ia berharap ini dapat diatasi dan pihaknya sudah berkoordinasi dengan dinas terkait pihak OPD tersebut akan  menyampaikan ke Balai Jalan Nasional Balikpapan. “Kita berharap ada penanggulangan sementara  untuk menghindari adanya korban,” pintanya.

Paling tidak menurut dia pemerintah daerah setempat bisa menanggulangi dengan anggaran darurat karena di khawatirkan bertambahnya korban diakibatkan tidak adanya penanganan jalan Nasional tersebut.

“Saya tau ini jalan Nasional tapi paling tidak ada penanggulangan sementara untuk menghindari adanya, kalo ini tidak ada maka bagaimana, tapi kalo masalah jembatannya tidak ada masalah dan yang menjadi soal adalah sambungannya,”

Untuk diketahui oprit jembatan tersebut sudah 3 kali dilakukan pecing pengaspalan yang sebelumnya desa Paser Belengkong melaporkan turunya 40 cm sekarang sudah lebih menjadi 70 cm.

“Kemarin kan 40 turunnya nah sekarang sudah 70 cm jadi kami sudah laporkan dan kita minta ada penanggulanngannya kalo tidak ada kita tunggu masyarakat tutup aja jalan dan jembatan tersebut,” katanya.

“Jika jalan ini putus maka semua perekonomian masyarakat dari lokal dan selatan tertutup. Karena jalan tersebut merupakan akses urat nadi secara Nasional karena menyangkut dua provinsi yaitu Kaltim dan Kalsel,” tutupnya. (Once)

Share.
Leave A Reply