Optimisme Akhir Tahun: Inflasi Balikpapan dan Penajam Paser Utara Tetap Terkendali

Inflasi
Inflasi Kota Balikpapan dan Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) menunjukkan tren yang terkendali jelang akhir tahun 2024.

Gerbangkaltim.com, Balikpapan – Inflasi Kota Balikpapan dan Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) menunjukkan tren yang terkendali jelang akhir tahun 2024. Hal ini memberikan optimisme bahwa target inflasi nasional sebesar 2,5% ± 1% dapat tercapai. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Balikpapan pada November 2024 tercatat sebesar 0,10% (mtm), dengan tingkat tahunan sebesar 1,19% (yoy), lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang berada di angka 1,55% (yoy).

Inflasi di Kota Balikpapan terutama disumbang oleh komoditas seperti:

  • Bawang merah dan tomat – Akibat penurunan pasokan dari daerah penghasil karena curah hujan tinggi.
  • Kopi bubuk – Dipicu kenaikan harga dari distributor.
  • Emas perhiasan – Mengikuti kenaikan harga emas global sebagai aset aman di tengah tekanan geopolitik.
  • Angkutan udara – Dipengaruhi meningkatnya permintaan menjelang libur Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Namun, deflasi pada beberapa komoditas seperti beras, kangkung, ikan layang, ikan kakap merah, dan ikan kembung membantu menahan laju inflasi. Pasokan yang meningkat menjadi faktor utama penurunan harga ini.

Di Kabupaten PPU, inflasi November 2024 mencapai 0,15% (mtm), dengan tingkat tahunan sebesar 0,90% (yoy), juga lebih rendah dibandingkan inflasi nasional. Penyumbang utama inflasi di PPU adalah:

  • Bawang merah, tomat, dan sawi hijau – Harga naik akibat pasokan yang terbatas karena curah hujan tinggi.
  • Semangka dan kopi bubuk – Mengalami kenaikan harga dari distributor.

Keberhasilan menjaga inflasi ini tidak lepas dari kolaborasi intensif Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Balikpapan, PPU, dan Paser bersama Bank Indonesia. Berbagai upaya strategis terus dilakukan, termasuk:

  1. High-level meeting TPID untuk mengantisipasi lonjakan harga menjelang HBKN Nataru.
  2. Kerja sama antar daerah (KAD) untuk memastikan distribusi pangan tetap lancar.
  3. Gelar pangan murah dan operasi pasar secara berkala.
  4. Gerakan tanam cabai dan hortikultura untuk meningkatkan ketersediaan pasokan.

Survei konsumen oleh Bank Indonesia menunjukkan optimisme masyarakat terhadap kondisi ekonomi meski sedikit melambat dibandingkan bulan sebelumnya. Indikator ini diperkuat oleh peningkatan transaksi menggunakan QRIS di Balikpapan dan PPU, masing-masing naik sebesar 9,18% dan 9,22% pada Oktober 2024.

Meski inflasi tetap terkendali, TPID terus mewaspadai potensi lonjakan harga akibat permintaan tinggi selama HBKN Nataru, terutama pada komoditas seperti cabai rawit dan bayam. Sinergi melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) akan terus ditingkatkan untuk menjaga inflasi dalam rentang target nasional.

Sumber: Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan

Tinggalkan Komentar