Pemkot-Pengembang GPA Sepakat Buat Saluran Dibawah Jalan Pemukiman

Pemkot Balikpapan
Asisten I Tata Pemerintahan Kota Balikpapan, Zulkifli

Balikpapan, Gerbangkatim.com – Pemkot Balikpapan menyatakan telah sepakat dengan Pengembang di Perumahan Griya Permata Asri (GPA) Kelurahan Gunung Bahagia, Balikpapan Selatan untuk membuat saluran air dibawah jalan di pemukiman warga sebagai upaya untuk mencegah terjadinya banjir.

Asisten I Tata Pemerintahan Kota Balikpapan, Zulkifli mengatakan, Pemkot Balikpapan telah melakukan pertemuan dengan pengembang Perumahan Griya Permata Asri (GPA) untuk mengatasi permasalahan rumah warga yang terendam banjir.

“Kami sudah undang pihak GPA untuk melakukan pertemuan senin lalu, hasilnya ada beberapa poin yang disepakati,” ujar, Rabu (27/9/2023).

Hasilnya, Direktur Utama PT. Griya Permata Asri menyetujui dan segera akan melaksanakan kegiatan yang direkomendasikan oleh Unsur Perangkat Daerah Pemkot Balikpapan, yang harus dilakukan secara teknis untuk mengatasi genangan air di Perumahan GPA, sebagai berikut:

1. Membuat saluran air dibawah jalan Perumahan GPA khususnya pada kawasan yang tergenang RT 42 dan RT 52 Kelurahan Gunung Bahagia.

2. Kegiatan angka 1 diatas secepatnya dilaksanakan dan dikerjakan pengukuran lokasi dimulai pada tanggal 26 September 2023. Untuk mempercepat pelaksanaannya Pemkot/DPU memfasilitasi pengukuran dimensi saluran air dan alat berat untuk penggalian saluran tersebut serta sekaligus memaksimalkan fungsi bozem sesuai site plan setelah diserahkan ke Pemkot. Seluruh kegiatan pembuatan saluran dibawah jalan tersebut selesai paling lambat tanggal 25 Oktober 2023.

3. Apabila dalam jangka waktu yang ditetapkan (angka 2) tidak dilaksanakan maka Pemerintah Kota Balikpapan akan memberikan sanksi tegas sesuai kewenangannya.

Dan jika dilihat kondisinya, lanjut Zulkifli, maka satu-satu upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut, terpaksa harus menyesuaikan dengan kondisi di lapangan, dimana lokasi pemukimannya sudah terbangun bangunan perumahan.

“Karena kondisi sekarang tidak bisa dilakukan perencanaan secara sempurna, maka harus menyesuaikan dengan kondisi di lapangan,” tukasnya.

Dimana dalam pertemuan tersebut disepakati jalan satu-satunya yang bisa dilakukan membuat saluran air dibawah badan jalan, karena itu lahan yang tersisa.

“Sudah diukur, persoalannya dari 7 meter yang diakui pihak GPA, ternyata saat ke lokasi lebar jalan hanya 5 meter dan mepet dengan rumah, kalau digali bisa berpengaruh pada struktur bangunan rumah bergeser,” ungkapnya.

Memang kasus GPA agak rumit teknisnya, selama ini air tertampung di tanah yang kosong, sekarang kita ingin air itu mengalir keluar ke drainase kota.

“Salurannya sementara tetap ujungnya harus lebih rendah, ini malah saluran level masyarakat GPA lebih tinggi di sana. Kalau memang begitu satu-satunya jalan relokasi, karena sewajarnya kawasan tersebut dijadikan bozem,” tutupnya.

Tinggalkan Komentar