Balikpapan, Gerbangkaltim.com – Sebanyak 400 mahasiswa dan mahasiswi dari Sekolah Tinggi Teknologi Minyak dan Gas (STT Migas) dan Politeknik Ilmu Pelayaran Balikpapan mengikuti kegiatan Pertamina Goes To Campus 2023. Kegiatan ini diselenggarakan Pertamina melalui PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Balikpapan di Auditorium STT Migas Balikpapan, Jumat (3/11).

Selain mengedukasi proses bisnis Pertamina dan berbagi pengalaman oleh Alumni STT Migas yang telah bekerja di Pertamina, kegiatan juga diisi dengan Talkshow dari Direktur Keuangan PT KPI Fransetya Hasudungan Hutabarat bersama General Manager PT KPI unit Balikpapan Arafat Bayu Nugroho serta Putri Indonesia Kalimantan Timur 2023 Natasya Priyanka.

Fransetya mengawali pemaparannya dengan menyampaikan aspirasi yang hendak dituju oleh Pertamina saat ini. “Pertamina ingin menjadi global energy champion,” tegas Fransetya.

Untuk mewujudkan hal tersebut, terdapat 10 strategi yang perlu dilakukan oleh Pertamina. Dari 10 strategi tersebut, terdapat 4 strategi dibidang pengolahan yaitu melakukan pengembangan kapasitas produksi kilang, pengembangan green refinery, mengembangkan produk-produk petrochemical dan berinvestasi untuk memastikan keberlangsungan operasional perusahaan.

“PT KPI mengelola 6 kilang dengan kapasitas 1,05 juta barrel per hari. Setelah RDMP Balikpapan selesai, kapasitas produksi akan naik 100 ribu barrel per hari,” kata Fransetya.

Fransentya dalam kesempatan itu juga berbagi pengalaman dan proses yang dia lalui hingga mencapai posisi sebagai Direktur Keuangan PT KPI. Fransetya memang memiliki pengalaman bergabung di 18 perusahaan dengan latar belakang yang berbeda-beda. Apalagi dia berhasil mencatatkan dirinya sebagai Direktur Keuangan di salah satu perusahaan asing pada saat usianya baru 32 tahun.

“Kita harus kerja keras, kertas cerdas dan kerja tuntas. Kita jangan terlalu takut untuk manatap masa depan,” katanya.

Selanjutnya dia membagikan tips bagaimana menjadi seorang pemimpin yang baik. Menurut Fransetya, ada beberapa hal yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin. Pertama adalah teamwork. “Bekerjalah sebagai tim, jangan pikir kita yang paling hebat. Sehebat-hebat kita masih ada yang lebih hebat. Kita butuh orang lain untuk saling melengkapi,” kata Fransetya.

Selanjutnya adalah bagaimana seorang pemimpin harus dapat mendorong orang lain untuk berkembang. “Empowering others, memotivasi orang. Saya menjadi patner bagi tim saya. Prisipnya adalah jangan sampai kita senang melihat orang susah, dan susah melihat orang senang,” kata Fransetya.

Sikap saling menghormati menurut Fransetya juga penting. Selanjutnya adalah rasa memiliki atau ownership. “Dimanapun kita bekerja, kita harus merasa bahwa itu merupakan milik kita. Sehingga semua tindakan yang akan kita lakukan perlu dipikirkan,” kata Fransetya.

Sikap melayani merupakan sikap selanjutnya yang harus dimiliki seorang pemimpin. Pemimpin yang baik menurutnya adalah pemimpin harus bisa melayani. Dua sikap terakhir yang perlu untuk seorang pemimpin adalah buka pikiran dan hati serta seorang pemimpin harus bisa mempermudah.

“Jangan pernah pesimis, teruslah optimis. Kalau anda yakin sukses pasti akan sukses. Kita pelajari dari orang-orang sukses lalu amati, tiru dan modifikasi apabila ada yang kurang cocok dengan diri kita. Lebih baik kita telah siap walaupun belum dapat kesempatan, daripada sudah dapat kesempatan tapi belum siap,” jelas Frans.

Sementara itu, General Manager PT KPI Unit Balikpapan Arafat Bayu Nugroho menjelaskan program pengembangan kilang yang saat ini dilaksanakan oleh PT KPI.

“Kilang di Balikpapan diberi amanah untuk menangani salah satu proyek terbesar yang dimilik Pertamina saat ini dengan investasi lebih dari Rp. 100 triliun. Ini tentu perlu melibatkan banyak sumber daya,” kata Bayu.

Pengembangan kilang ini menurut Bayu juga merupakan respon Pertamina terhadap perubahan-perubahan yang terjadi. “Kita membangun kilang dengan itikad baik dalam merespon perubahaan-perubahaan teknologi dan speksifikasi bahan bakar yang semakin hari semakin ketat, semakin ramah lingkungan. Semoga kita dapat menjawab tantangan tersebut,” kata Bayu.

Menurut Bayu, Pertamina sebagai penyedia energi di Indonesia perlu segera mengambil langkah-langkah memproduksi produk yang semakin ramah lingungan. “Nantinya kilang Balikpapan akan dapat memproduksi bahan bakar setara euro 5,” kata Bayu.

Respon positif terhadap pelaksanaan kegiatan tersebut datang dari Ketua STT Migas Lukman. Lukman kemudian bercerita tentang bagaimana awal berdirinya STT Migas yang memiliki kedekatan secara emosional dengan Pertamina. Hal ini terjadi karena memang banyak pengajar di STT Migas merupakan pekerja Pertamina.

“Sampai saat ini juga, terdapat pekerja Pertamina yang membagikan kompetensi yang mereka miliki kepada mahasiswa STT Migas,” kata Lukman.

Melalui kegiatan tersebut, Lukman berharap para mahasiswa STT Migas bisa mendapatkan informasi-informasi terbaru mengenai dunia migas.

Share.
Leave A Reply