Proyek Sisi Nubi AOI Resmi Onstream, PHM Perkuat Ketahanan Energi Nasional

Pertamina Hulu Mahakam
Sumur SS-401 di Platform WPS4 resmi onstream dengan produksi awal 2,4 MMscfd dan meningkat menjadi 10 MMscfd; rencana pembukaan sumur SS-406 ditargetkan dorong produksi total hingga 20 MMscfd.

Gerbangkaltim.com, Balikpapan – PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) mencatat tonggak penting dalam upaya menjaga pasokan energi nasional dengan resmi mengoperasikan Proyek Sisi Nubi Area of Interest (AOI) 1-3-5. Proyek strategis ini ditandai dengan mengalirnya produksi pertama dari sumur SS-401 di Platform WPS4 pada 4 Desember 2025 pukul 12.23 WITA dengan capaian awal 2,4 MMscfd. Produksi meningkat signifikan menjadi 10 MMscfd setelah ramp up pada 5 Desember 2025, dan ditargetkan mencapai 20 MMscfd pada 8 Desember 2025 usai pembukaan sumur SS-406.

Proyek Sisi Nubi AOI menjadi salah satu investasi hulu migas terbesar di Wilayah Kerja Mahakam. Pembangunannya mencakup enam anjungan baru, tiga perpanjangan deck, 22 kilometer pipa bawah laut, serta 36 sumur pengembangan. Seluruh fasilitas tersebut dirancang untuk memperkuat kapasitas produksi migas sekaligus memastikan ketersediaan energi jangka panjang bagi Indonesia.

General Manager PHM, Setyo Sapto Edi, menegaskan bahwa keberhasilan onstream ini merupakan hasil kolaborasi seluruh pemangku kepentingan, termasuk Ditjen Migas, SKK Migas, dan mitra kerja. Menurutnya, inovasi menjadi kunci dalam mempertahankan produksi lapangan-lapangan mature di Kalimantan. “Penerapan teknologi mutakhir adalah langkah strategis untuk meningkatkan recovery rate dan menjaga kesinambungan produksi migas nasional,” ujarnya.

Berbagai inovasi teknologi diterapkan dalam proyek ini, mulai dari seismic driven target berbasis machine learning hingga penggunaan Suction Pile Foundation (SPF) — teknologi fondasi bawah laut yang pertama kali digunakan di Indonesia. Di sisi pengeboran, PHM mengimplementasikan metode New Concept–Sacrificial Casing serta pressure test langsung melalui rangkaian bor, yang mempercepat pekerjaan dan meningkatkan keselamatan operasi.

Direktur Utama PHE, Awang Lazuardi, turut mengapresiasi pencapaian tersebut dan menegaskan komitmen Subholding Upstream Pertamina untuk terus berinvestasi dengan prinsip ESG. Ia menyebut bahwa pengelolaan lapangan mature membutuhkan inovasi dan kapasitas SDM yang adaptif agar produksi tetap terjaga. Sementara itu, Direktur Utama PHI, Sunaryanto, menilai Proyek Sisi Nubi AOI sebagai bukti penerapan praktik engineering terbaik di industri hulu migas Indonesia.

Sejak tahap awal pada 2024, proyek ini telah melalui sejumlah milestone penting seperti first cut of steel, sail away enam jacket, instalasi pipa bawah laut, hingga pemasangan topside platform di perairan Mahakam. Kinerja keselamatan proyek juga patut diapresiasi, dengan mencapai lebih dari 9 juta jam kerja tanpa Lost Time Injury (LTI).

Dengan keterlibatan lebih dari 2.800 pekerja dan kompleksitas operasi SIMOPS, keberhasilan Proyek Sisi Nubi AOI memperkuat kontribusi PHM dalam menjaga ketahanan energi nasional sekaligus mendukung keberlanjutan produksi gas dan kondensat untuk masa depan Indonesia.


Sumber: PT Pertamina Hulu Mahakam

Tinggalkan Komentar