Balikpapan, Gerbangkaltim.com – Anggota DPRD Kota Balikpapan yang berasal dari Partai PDIP Pantun Gultom menggelar reses masa sidang III tahun 2022 RT 10 Kelurahan Sepinggan Raya, Balikpapan Selatan.

Dalam reses ini, perwakilan warga RT 10 Sepinggan Raya menyampaikan berbagai aspirasinya, seperti perbaikan jalan, drainase, keluhan masalah sekolah dan pemasangan PDAM.

Salah seorang warga RT 10 Sepinggan Raya, Nuhayati misalnya, meminta agar drainase dilingkungannya dapat segera diperbaiki. Pasalnya, saat hujan turun kawasan tersebut selalu tergenang banjir.

“Kalau hujan deras, warga tidak bisa tidur nyenyak, karena sibuk mengamankan barangnya dari banjir,” ujarnya.

Keluhan lain yang disampaikannya adalah masalah zonasi sekolah dasar (SD). Apalagi untuk masuk sekolah anak mereka harus berusia 7-8 tahun. Sedangkan sekolah di daerah ini hanya cuma satu yakni SDN 007.

Warga lainnya, Giran meminta DPRD Balikpapan sebagai wakil rakyat agar dapat memperhatikan jalan dilingkungannya, mengingat 60 persen jalan di daerah ini sudah rusak.

“Begitu juga dengan aliran air bersih yang tidak masuk daerah kami, sehingga sebagian warga masih menggunakan air pompa. Maka itu kami minta bapak dprd untuk bisa memperhatikan usulan kami,” ucapnya.

Sementara itu, menanggapi keluhan warga ini, Politisi Partai PDIP ini mengatakan, untuk permasalahan drainase dilokasi ini, menurut ketua RT 10 sejak 2014 sudah ada DED-nya. Bahkan pihak PU akan mengkroscek kembali DED yang sudah ada. Ia pun yakin jika DED itu sudah ada, hanya masalah penganggaran saja.

“Jadi saya akan mendukung itu, karena kita tidak ingin itu terulang kembali, kasihan warga disini kalau tenggelam. Jadi ini salah satu prioritas utama,” ujar Pantun Gultom.

Lanjutnya, apalagi lahannya sudah ada dan mungkin hanya ada satu dua yang informasinya perlu dibebaskan. Tetapi jangan karena dua yang menghalangi, harus mengorbankan warga banyak.

“Saya akan bantu kawal ini ke teman-teman DPRD yang bermitra dengan PU, agar bisa segera teralisasikan. Untuk masalah anggaran bisa melalui anggaran multiyears, paling tidak ada progres untuk warga di daerah ini,” tegasnya.

“Begitu juga dengan masalah jalan. Dan alhamdulillah ada warga yang mau menghibahkan tanahnya seluas 1 meter untuk jalan, meski ada dua rumah yang masih bermasalah,” tambahnya.

Sementara penerimaan anak sekolah berusia 7-8 tahun, dikarenakan masalah zonasi. Meski zonasi sekarang sebenarnya diminta minimal 6,5 tahun, tetapi karena ini mereka tidak bisa masuk sekolah.

Dirinya sangat prihatin dengan warga sekitar, namanya saja mereka tinggal di pusat kota, tetapi kenyataannya mereka minim dapat.

“Mudah-mudahan dengan saya bisa ketemu Pak RT dan warga, jika alami kesulitan yang sama. Tahun ajaran yang akan datang tolong saya dihubungi jika masih ada kendala yang sama, kasihan anak kalau terlalu tua masuk SD,” tutupnya.

Share.
Leave A Reply