Satpolairud Paser Angkat Kearifan Lokal Lewat Lomba Perahu Ketinting

PASER, Gerbangkaltim — Suara mesin ketinting memecah ketenangan Sungai Modang pada Sabtu pagi, (22 /11/2025). Di sepanjang tepi sungai, warga Pasir Mayang sudah berkumpul sejak matahari baru naik, menanti satu tradisi yang kembali menghidupkan semangat pesisir: Lomba Balap Perahu Ketinting.

Acara ini digelar Satpolairud Polres Paser dalam rangka HUT ke-75 Korps Polairud. Meski bertajuk lomba, suasana yang terasa justru lebih dari itu. Ada kebanggaan, ada nostalgia, dan ada upaya merawat kearifan lokal yang telah lama menjadi bagian hidup masyarakat pesisir Paser.

Kasat Polairud Polres Paser, IPTU Andi Ferial Junaedy, S.H., S.I.P., mewakili Kapolres Paser AKBP Novy Adi Wibowo, S.I.K., M.H., menyampaikan bahwa lomba ini bukan hanya adu cepat perahu.

“Ini bentuk penghormatan kepada budaya sungai dan tradisi masyarakat yang sejak dulu mengandalkan ketinting untuk bergerak dan bekerja,” ujarnya.

Sebanyak 15 peserta ikut serta, sebagian besar merupakan warga setempat yang sehari-hari memang akrab dengan Sungai Modang.

Lintasan sepanjang 5 mil laut itu diambil dari Sungai Modang sebagai titik start menuju Dermaga Pasir Mayang sebagai garis finish. Dari pinggir dermaga, warga bersorak setiap kali suara mesin menggema, seolah ikut mengantar para peserta menuju kemenangan.

Hasil lomba tahun ini menempatkan Simet sebagai juara pertama, disusul Arifin, Jainudin, dan Rahim di posisi berikutnya. Meski bersaing, para peserta terlihat tetap ramah dan saling menyapa—mencerminkan sportivitas yang menjadi ciri kegiatan berbasis masyarakat.

Selain perlombaan, momen ini juga menjadi ajang mempererat hubungan polisi dengan warga. Kehadiran KP XII-2003 Satpolairud Polres Paser dan KP XII-2012 Dit Polairud Polda Kaltim memastikan seluruh kegiatan berjalan aman dan tertib.

Dengan mengusung tema “Polairud Presisi Menuju Indonesia Maju”, Satpolairud Polres Paser berharap kegiatan berbasis kearifan lokal seperti ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga menjadi tradisi yang terus menyatukan polisi dan masyarakat, sekaligus menjaga warisan budaya pesisir agar tetap hidup dari generasi ke generasi. (Geka)

Tinggalkan Komentar