Sewindu SMSI: Menavigasi Disrupsi Multidimensi di Era Digital

Gerbangkaltim.com, Jakarta – Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) genap berusia delapan tahun pada Jumat, 7 Maret 2025, di tengah arus disrupsi multidimensi :yang semakin kompleks. Tidak hanya disrupsi teknologi, tetapi juga perubahan dalam model bisnis media, pola distribusi informasi, hingga dominasi platform global seperti Google dan Facebook yang menggerus industri pers nasional.
Disrupsi ini semakin terasa dengan hadirnya Artificial Intelligence (AI), yang mampu mendaur ulang informasi tanpa selalu memastikan keakuratan dan verifikasinya. Fenomena ini menimbulkan tantangan besar bagi industri media, di mana peran jurnalisme berbasis fakta harus tetap dipertahankan di tengah gempuran teknologi otomatisasi.
Ketua Umum SMSI, Firdaus, menegaskan bahwa organisasi ini lahir untuk menjawab tantangan era digital dan terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Sejak didirikan pada 7 Maret 2017, SMSI menjadi wadah bagi pengusaha media siber, dengan keanggotaan mencapai 2.700 perusahaan pers di seluruh Indonesia.
“Kami tidak sekadar mengantisipasi perubahan teknologi, tetapi juga aktif merancang masa depan media siber. SMSI berkomitmen menjaga jurnalisme berkualitas dan tidak hanya bergantung pada AI dalam pengelolaan berita,” ujar Firdaus.
SMSI telah menjadi konstituen Dewan Pers sejak 29 Mei 2020, dan terus memperkuat ekosistem media siber di Indonesia. Dengan membangun jaringan yang kuat, SMSI tidak hanya berfokus pada pengembangan internal tetapi juga memperluas kolaborasi dengan pemerintah, dunia usaha, dan komunitas internasional.
Menghadapi Masa Depan Media
SMSI memahami bahwa disrupsi teknologi adalah keniscayaan, bukan ancaman yang harus dihindari. Oleh karena itu, organisasi ini terus mendorong inovasi, memperkuat newsroom digital, dan meningkatkan kapasitas wartawan dalam menghadapi era baru jurnalisme.
Di usianya yang ke-8, SMSI semakin kokoh sebagai pilar media siber nasional, memastikan bahwa industri pers tetap tumbuh dan berkembang di tengah dinamika digital yang terus berubah.
Sumber: Serikat Media Siber Indonesia (SMSI)
BACA JUGA