Meriahkan Hut ke-122 Kota Balikpapan

Hadirkan 5 Ribu Porsi Mie dan 122 Panganan Olahan Singkong

BALIKPAPAN, Gerbangkaltim.com,– Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-122 Kota Balikpapan, 10 Februari 2019 nanti, bisa jadi lebih semarak. Pasalnya, jajaran pengurus dan anggota PD IPEMI Kota Balikpapan, akan terlibat langsung dalam event pemecahan rekor MURI berupa “5.000 porsi mie dan 122 varian olahan berbahan baku singkong”.

Baik mie maupun panganan olahan singkong, akan dimasak dan disajikan ramai-ramai oleh anggota IPEMI bersama pelajar SMK, instansi terkait, komunitas dan organisasi lainnya di Balikpapan.  Ketua Bidang SDM PD IPEMI Kota Balikpapan, Eeng Rienca Wangsa mengungkapkan,  even pemecahan rekor MURI semacam ini memang sudah beberapa kali dihelat saat perayaan Hut Kota Balikpapan.  Sebelumnya, ada even sejenis, seperti nasi goreng nanas, pepaya mini, buah naga dan kepiting.

Namun di Hut ke-122 kali ini, kata Eeng—sapaan akrabnya, kegiatannya lebih spesial dan berbeda. Dimana IPEMI terlibat dengan banyak komunitas, organisasi dan instansi terkait. Seperti dengan Komunitas ACIKO (Asosiasi Cinta Singkong) Kota Balikpapan,  Perkumpulan Chef Profesional Indonesia (PCPI), PKK, Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan, serta Dinas Koperasi UMKM dan Perindustrian Balikpapan. Tak hanya itu, puluhan pelaku UMKM Balikpapan khususnya anggota IPEMI, serta pelajar SMK di Balikpapan, akan terlibat langsung dalam even skala nasional ini.

 Menurut Eeng yang juga ketua PCPI Kaltim ini, dipilihnya tema panganan berbahan baku singkong ini, bukan tanpa alasan. Pasalnya, sejauh ini harga produk singkong yang dijual di pasaran cenderung terlalu murah. Padahal, Balikpapan dan sekitarnya memiliki banyak petani yang menghasilkan singkong.  “Selain itu, kita ingin membudayakan singkong sebagai bahan pengganti tepung—yang harganya makin mahal belakangan ini,” tegasnya.

Apalagi, dari sekira 92 anggota PD IPEMI Kota Balikpapan, sebagian besar berwirausaha di bidang kuliner dan panganan—yang semuanya selalu memakai bahan baku tepung.  Jika tepung singkong berhasil menggantikan tepung yang banyak beredar di pasaran, dapat dipastikan dampak multiplier effect-nya. Tidak hanya meningkatkan omset petani, tapi di sisi lain juga membantu pelaku UMKM dalam efisiensi biaya dan penggunaan tepung.

“Bersama Universitas Balikpapan (Uniba), dinas pangan dan instansi terkait, kami sudah melakukan ujicoba panganan olahan singkong ini selama 2 tahun. Misalnya, di tahun 2018 ini kami berhasil menciptakan makanan berlabel Singkoting atau Sajian Singkong Kepiting. Beragam produk olahan singkong, juga sudah diikutkan pameran bersama IPEMI di Banjarmasin Kalsel, bulan Oktober 2018 lalu”, paparnya.

Dengan even rekor MURI nanti, diharapkan Balikpapan jadi pelopor  bagi Indonesia dalam mempromosikan singkong dan panganan olahan berbahan singkong ke dunia internasional. Sehingga, singkong yang selama ini dianggap makanan “murahan”, harapannnya kedepan gengsinya bisa terangkat naik. “Petani sejahtera, pelaku UMKM bisa lebih untung dan masyarakat juga dapat menikmati panganan dengan harga murah meriah. Itu, obsesi terbesar kami lewat even rekor MURI Hut ke-122 Kota Balikpapan nanti,” tutup Eeng.(*)

Share.
Leave A Reply