Balikpapan, Gerbangkaltim.com – Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Balikpapan melakukan inspeksi mendadak (Sidak) di kawasan sepanjang Jalan Yoes Sudarso (Jalan Minyak) hingga Bundaran Karang Anyar. Sidak ini dalam rangka menindak lanjuti kegiatan aktifitas proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Pertamina dengan yang diduga menyebabkan permukaan jalan itu menjadi rusak, Senin (26/12/2022).

Sidak dihadiri Ketua Komisi III DPRD Balikpapan, Alwi Al Qadri; Sekretaris Komisi III DPRD Balikpapan, Kamaruddin; anggota Komisi III DPRD Balikpapan, Syarifuddin Oddang dan Suwarni.

Sidak kali ini mengundang pihak Pertamina, RDMP dan Dishub Kota Balikpapan. Namun, sangat disayangkan semua undangan tidak ada yang datang.

“Kita semua sudah memanggil pihak Pertamina, RDMP dan Dishub. Alhamdulillah semua yang diundang tidak hadir. Kami akan memanggil ulang dan menanyakan kegiatan yang tidak memperhatikan lingkungan,” ujar Ketua Komisi III DPRD Balikpapan, Alwi Al Qadri.

Alwi menambahkan, Komisi III sebenarnya sudah mengundang baik-baik begitu juga dari segi kelembagaan yang telah bersurat.

“Komisi III sangat dilecehkan, dan tidak dihargai. Kami sangat sesalkan, sudah kami undang baik-baik tetapi tidak ada yang datang, nanti kita akan panggil RDP. Kalau mereka tidak mau datang juga nanti kita komunikasikan dengan Ketua DPRD Balikpapan,” ungkapnya.

Diakuinya, jika proyek RDMP ini merupakan proyek strategis nasional, tetapi harusnya juga memperhatikan lingkungan sekitar yang tidak kondusif. Padahal proyek ini sudah berjalan hampir dua tahun.

“Banyak kerugian dan dampak lingkungan yang kita alami. Komisi III akan rapatkan kembali terkait hal ini, langkah apa yang kami ambil,” jelasnya.

Senada dengan itu, Sekretaris Komisi III DPRD Balikpapan, Kamaruddin mengatakan, kondisi lingkungan yang terjadi di bundara karang anyar maupun sepanjang jalan minyak saat ini sangat tidak nyaman bagi pengguna jalan.

“Kita menyoroti perbaikan jalan bundaran Karang Anyar yang tidak diselesaikan sehingga menganggu keselamatan pengendara terutama pengendara bermotor, menggangu estetika kota,” tegasnya.

Dikatakannya, jalan ini kalau hujan berlumpur dan kalau panas berdebu. Masa harus menunggu proyek RDMP ini selesai baru jalan ini diperbaiki.

“Kan kasihan masyarakat yang terimbas dampaknya,” ujar Anggota DPRD Daerah Pemilihan Balikpapan Barat.

Kamaruddin mengaku kecewa dengan ketidakpedulian RDNP Pertaminab Balikpapan dengan lingkungan sekitarnya. Termasuk dengan tugu bundaran Karang Anyar ini, yang telah diubah, sehingga bundaran ini menjadi tugas Pertamina sampai selesai.

“Kita minta diperbaiki.Saya sangat kecewa artinya tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya,” ujarnya.

Apalagi Kota Balikpapan, katanya, yang terkenal dengan kebersihan lingkungan, jangan hanya karena lingkungan ini prestasi yang diraih Kota Balikpapan menjadi hilang. Meskipun ini jalan wilayah Pertamina tetapi jalan ini digunakan masyarakat umum.

“Pertamina jangan hanya bicara K3 di dalam tapi di luar terjadi pembiaran,” ungkapnya kesal.

Anggota Komisi III DPRD, Syarifuddin Oddang mengaku kecewa dengan melihat jalanan rusak dan berdebu. Meskipun pembangunan yang dilakukan oleh Pertamina merupakan bagian dari negara, tapi di sisi lain jangan menimbulkan persoalan baru. Seharusnya dari awal itu sudah ada komitmen bersama dari proyek terhadap lingkungan ini.

“Harusnya ada mobil tangki keliling yang siap menyiram ini agar tidak berdebu. Masyarakat yang jadi imbasnya. Fasilitas jalan jadi rusak parah dan terjadi pembiaran, apalagi ini jalan utama ke Balikpapan Barat,” jelasnya.

Suwarni sangat merasa khawatir melihat kendaraan bermotor melintasi area ini apalagi pengendara seorang ibu-ibu. Apalagi tempat ini sering sekali dilewati kendaraan besar tanpa melihat waktu.

“Jalan rusak dan berdebu, apalagi masuk ke mata nggak bisa dibayangkan betapa bahayanya ini. Debu ini bisa mengganggu kesehatan masyarakat,” ucapnya.

Share.
Leave A Reply