TPID Balikpapan–PPU–Paser Matangkan Strategi Pengendalian Inflasi Jelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026
Gerbangkaltim.com, Balikpapan – Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Balikpapan, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), dan Kabupaten Paser menggelar Rapat Koordinasi High Level Meeting (HLM) pada 5 Desember 2025 di Ballroom Hotel Gran Senyiur Balikpapan. Pertemuan ini menjadi momentum penting untuk memastikan stabilitas harga dan ketersediaan pasokan pangan menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.
Rakor gabungan yang dihadiri unsur pimpinan daerah, termasuk Wakil Bupati Paser H. Ikhwan Antasari serta Sekda PPU Drs. H. Tohar, MM, membahas lima agenda strategis. Di antaranya perumusan langkah pengendalian inflasi, evaluasi harga dan stok komoditas, penjajakan kerja sama pasokan pangan melalui SPPG–MBG, peluncuran integrasi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), serta laporan realisasi Kerja Sama Antar Daerah (KAD) 2025 di wilayah Kalimantan Timur.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan, Robi Ariadi, memaparkan kondisi makroekonomi terkini, termasuk proyeksi inflasi. Berdasarkan asesmen, inflasi Kota Balikpapan dan PPU pada 2025 diperkirakan tetap berada dalam rentang sasaran nasional, yaitu 2,5±1 persen. Pertumbuhan ekonomi juga diproyeksikan kuat, ditopang oleh industri pengolahan di Balikpapan, konstruksi terkait pembangunan IKN di PPU, dan sektor pertambangan di Paser.
Dalam Rakor, Robi Ariadi menekankan pentingnya optimalisasi produksi pangan lokal, pemanfaatan lahan pekarangan, hingga peningkatan sinergi TPID tiga daerah untuk memastikan pasokan tetap terjaga. Ia juga mengingatkan pentingnya monitoring harga secara konsisten menyambut lonjakan permintaan di akhir tahun.
Sejumlah upaya stabilisasi telah disiapkan TPID, seperti pelaksanaan pasar murah (GPM/OP), masing-masing: Balikpapan 10 hari, PPU 12 hari, dan Paser 23 hari. Melalui Rakor ini, disepakati pula tiga komitmen utama: mendorong kerja sama pasokan antara SPPG-MBG dengan distributor dan produsen, usulan peninjauan harga HET beras untuk wilayah non-sentra pangan seperti Balikpapan, serta optimalisasi pelaksanaan pasar murah berbasis aplikasi agar lebih mudah diakses masyarakat.
Pertemuan ini diharapkan memperkuat sinergi dan kesiapan daerah dalam menghadapi potensi gejolak harga akhir tahun, sekaligus menjaga ketahanan pangan di Balikpapan, PPU, dan Paser.
Sumber: Bank Indonesia Balikpapan
BACA JUGA
