TEMBANG Dhandhanggula ‘rukun islam ‘ yang dinyanyikan Ki Dalang Hamid Asmoro mengawali acara santap buka bersama (bukber) yang digelar warga sub suku Jawa yang tergabung dalam Paguyuban Ngapak Blakasuta Kabupaten Paser, Kamis (21/3/2024).

Kegiatan bukber paguyuban yang memiliki yel yel ‘0ra ngapak ora kepenak’ ini digelar di Warung Makan Bebek Gantung Bunda Mira, milik Ketua Paguyuban Mikan Wanakarta di Jalan RA Kartini Tanah Grogot.


Menu bukbernya, tak hanya kurma yang disunahkan Nabi, tapi juga “mendoan” , makanan khas warga ngapak. Lalapan bebek goreng, ayam goreng dan menu lainnya menjadi pelengkap menu bukber.

“Tembang Dhandanggula rukun islam memiliki makna tentang harapan kita semua agar menjadi muslim yang taat beribadah dengan menjalan rukun IsIam , salah satunya ibadah puasa, ” Kata Hamid.


Selain tembang Dhandanggula, acara bukber juga diisi dengan siraman rohani yang disampaikan ustadz Syarif Hidayatullah.

“Bulan Ramadhan adalah bulan mulia, bulan di mana Alquran diturunkan, karena itu mari kita mencintai alquran dengan membaca, menyelami makna yang terkandung dalam alquran, ” kata Syarif.

Bagi seorang muslim, Alquran adalah pedoman hidup agar mendapatkan keselamatan baik di dunia maupun di akhirat.

“Mari berdoa agar kita diberikan kesehatan iman dan islam hingga akhir masa Ramadhan”, katanya.

 

 

 

 

 

 

Kegiatan bukber ini ditutup dengan sholat maghrib berjama’ah. Dan seperti biasanya, ketika warga ngapak sudah ‘ngumpul’ maka semua yang hadir berbicara dengan bahasa ngapak. Lucu memang kedengarannya. Itulah uniknya bahasa ngapak. Priben Kabare Mas…?… (Gk) 

 

Share.
Leave A Reply