Balikpapan, Gerbangkaltim.com – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memberikan apresiasi yang tinggi terhadap capaian program penanaman pohon sebagai upaya rehabilitasi daerah aliran sungai (Rehab DAS) oleh PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM), Kaltim.

Program rehab das ini sudah berjalan sejak tahun 2018 ini, diman hingga September 2022 lalu telah berhasil menanam sebanyak 1,37 juta pohon pada lahan seluas 1.129,82 hektare di 2 desa, yaitu Desa Suweto, Kecamatan Muara Samu dan Desa Saing Prupuk, Kecamatan Saing Prupuk, Kabupaten Paser. Pogres penanaman sendiri sudah mencapai 48 persen sementara 52 persennya masih dalam proses persiapan penanaman.

Adapun, jenis-jenis pohon yang ditanam adalah tanaman produktif berupa tanaman kayu dan tanaman multi purpose tree species (MPTS). Untuk tanaman kayu, terdiri atas mahoni, jabon, meranti, sengon, kapur, bengkirai, karuing dan kemiri yang mencapai 70 persen dari jumlah pohon yang ditanam.

Sedangkan untuk tanaman multi purpose tree species (MPTS) terdiri atas durian, cempedak, petai, jengkol, nangka, mete, gaharu dan sukun yang mencapai 30 persen dari total pohon yang ditanam.

Kegiatan program Rehab DAS ini juga melibatkan lebih dari 100 orang dari 3 kelompok masyarakat dalam proses penanamannya, dimana kegiatan ini dikolaborasikan dengan program agroforestry kesatuan pengelola hutan produksi (KPHP) Kendilo.

Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas Rudi Satwiko mengatakan, SKK Migas memberikan apresiasi atas program Rehab DAS yang dilaksanakan oleh PHM ini.

“Program ini sudah dirancang dengan baik, sehingga dampak positif kegiatan yang melibatkan masyarakat tidak hanya saat penanaman pohon. Tetapi akan terus berkelanjutan karena pohon yang ditanam kedepannya akan menjadi bagian dari program agroforestry yang dikelola oleh KPHP Kendilo,” ujarnya, Sabtu (7/10/2022).

Rudi mengatakan, kegiatan penghijauan merupakan bagian tidak terpisahkan dalam industri hulu migas karena tidak hanya berkaitan pada pemenuhan kewajiban pinjam pakai kawasan hutan (PPKH) semata.

Namun sudah menjadi program low carbon initiative sebagai salah satu tujuan dalam rencana dan strategi (Renstra) Indonesia Oil & Gas 4.0, yaitu peningkatan produksi migas nasional di tahun 2030 yang sebesar 1 juta barel minyak dan 12 miliar kaki kubik gas disertai dengan multiplier effect dan keberlanjutan lingkungan.

“Dalam implementasi keberlanjutan lingkungan, industri hulu migas menanam pohon lebih dari yang menjadi komitmen pada PPKH, karena ada program penanaman pohon lainnya yang merupakan inisiasi dan komitmen hulu migas dalam keberlanjutan lingkungan. Salah satunya adalah penanaman pohon terkait dengan program pengembangan masyarakat (PPM),” paparnya.

Sementara itu, General Manager PHM Krisna menambahkan, PT PHM dalam menjalankan kegiatan CSR-nya mengacu pada 5 (lima) pilar program, yaitu Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi, Kebudayaan, dan Lingkungan.

Dan Program Rehab DAS Kendilo ini ada di pilar ke-5, dan akan dituntaskan dengan target pada tahun 2025 mendatang.

“Rencananya penanaman di lahan seluas 2.189 hektare, dimana yang sudah tertanam baru 48 persennya. Jadi masih ada tanggung jawab kami di 52 persen penanaman dalam rangka Rehab DAS Kendilo ini, targetnya akan diperpanjang hingga 2025,” tegasnya.

Sejalan dengan pilar yang didasari pada program CER-nya, yaitu Lingkungan, PHM juga melaksanakan program yang berbeda di wilayah TPAS Manggar Balikpapan, yaitu pemanfaatan Gas Methane dari TPAS Manggar sebagai energi alternatif yang dikelola oleh masyarakat.

“Pemanfaatan gas methane yang telah dimulai sejak tahun 2018 ini sudah dapat disalurkan untuk hampir 300 sambungan rumah dan dinikmati sebanyak 998 jiwa, 12 UMKM serta pemanfaatan gas methane oleh TPA untuk genset penerangan,” tutupnya.

Share.
Leave A Reply