Balikpapan, Gerbangkaltim.com – UPTD Tempat Pemerosesan Akhir (TPA) Sampah Manggar melakukan inovasi dalam mengolah sampah agar bisa dimanfaatkan kembali, dimana salah satunya dengan mengubahnya menjadi gas metana. Bahkan, gas tersebut telah digunakan 200 rumah warga yang berada disekitar TPA Manggar.

“Ada 200 rumah warga yang telah memanfaatkan gas metan ini, dimana 14 rumah diantaranya pelaku Usaha Kecil dan Menengah,” ujar Kepala UPTD TPA Manggar Kota Balikpapan, Tonny Hartono, Jumat (29/10/2021).

Warga yang memanfaatkan gas metan ini, katanya, tidak dikenakan biaya tambahan, hanya sebatas membayar untuk biaya pemeliharaan saja, nilainya juga tidak tinggi hanya Rp10 ribu per rumah.

“TPA Manggar tidak ambil uang dari penggunaan gas metana hanya untuk pemeliharaan alatnya saja,” jelasnya.

Lebih jauh Tony mengatakan, saat ini selain untuk rumah tangga, pengelolaan gas metana ini sudah dimanfaatkan untuk tempat sauna, jumlahnya ada dua satu di TPA Manggar dan satu di lingkungan warga.

“Sauna ini sudah ada sejak 2016 lalu, tapi ada pengembangan di masyarakat dengan cara membuat sauna, jadi kalau mereka biasa pakai sauna tidak enak punya pemerintah, maka mengembangkan sendiri dan mereka bersauna 5 sampai 10 menit cukup bayar Rp 5 ribu sampai Rp 10 ribu,” paparnya.

Pemanfaatan dengan gas metana ini, lanjutnya, sangat membantu perekonomian warga sekitar. Karena secara otomatis mengurangi beban untuk pembelian tabung gas elpiji.

“Jadi warga tidak perlu repot-repot lagi membeli gas elpiji karena selain murah, gas metan ini juga bisa digunakan selama 24 jam,” ucapnya.

Saat ini di UPTD TPA Manggar juga mengembangkan membuat TPA mandiri energi dengan menggunakan mobil bekas yang dicoba menggunakan gas metan untuk memutar roda gila dan disalurkan ke genarator untuk menghasilkan listik.

“Saat proses uji coba listrik pemakaian bisa capai 6-8 jam, ini juga berkat kerja sama dengan tim Pertamina Hulu Mahakam yang membantu dalam hal teknis dan pembiayaannya juga,” tukasnya.

Terkait ketahanan yang mencapai 8 jam memang diakui Tonny posisi mesin panas dan khawatir takut ada percikan api yang bisa menyebabkan mobil gas metan itu terbakar.

“Awalnya dulu skala uji coba hanya sejam dua jam, kami coba naikkan sampai tiga hingga 8 jam gak ada permasalahan, tapi posisinya panas takut terjadi ledakan atau kebakaran. Sehingga ini tadi diteliti timnya Pertamina Hulu Mahakam untuk supaya aman,” jelasnya.

“Aliran listrik yang dihasilkan nantinya akan digunakan sebagai penerangan jalan sekitar TPA Manggar,” terangnya.

Kata Tonny, untuk luasan TPA Manggar mencapai 48 hektar, tapi akibat terkena dari pembangunan jalan Tol Balikpapan Samarinda (Balsam) pada seksi 5, sebagian lahan TPA Manggar terpotong.

“Jadi ada terpotong 3 hektar, untuk saat ini tersisa 45 hektar luasan lahan TPA Manggar,” ujarnya.

Share.
Leave A Reply