Balikpapan, Gerbangkaltim.com – Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kota Balikpapan menggelar simulasi banjir dan tanah longsor, kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memperingati Bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB). Simulasi dilaksanakan di di BSCC Dome Balikpapan, Kaltim dalam rangka meningkatkan keterampilan unsur kebencanaan.

Kegiatan ini selain diikuti BPBD Kota Balikpapan dan Basarnas Kota Balikpapan juga diikuti potensi ke bencanaan Kota Balikpapan dengan melibatkan sebanyak 735 orang peserta.

Disaksikan langsung Deputi Bidang Pencegahan BNPB, Prasinta Dewi dan Anggota Komisi 8 DPR RI Ina Amania dan Pj Sekda Kota Balikpapan Muhaimin mewakili Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud.

Skenario smulasi ini dibuat seolah terjadi bencana tanah longsor sehingga memakan puluhan orang jiwa dan luka. Dimana korban ada yang tertimbun material tanah ataupun pohon. Bahkan sampai ada yang dibuat mengalami cedera dan luka dalam skenario tersebut. Tidak hanya itu, ada pula skenario yang warga yang histeris berteriak karena keluarganya menjadi korban dalam bencana tersebut.

Kepala Pelaksana BPBD Balikpapan, Silvia Rahmadina mengatakan, kegiatan simulasi ini dilaksanakan dalam rangka mempersiapkan kesiapsiagaan semua komando bencana di Kota Balikpapan.

“Hari ini kita melibatkan seluruh elemen yang ada di Kota Balikpapan dengan tema banjir longsor,” ujarnya, Kamis (13/10/2022)

Tujuannya, lanjut Silvia adalah untuk melihat kesiapsiagaan mulai dari bagaiman petugas mempersiapkan personel, peralatan, maupun perlengkapan yang dibutuhkan sesuai bencana yang terjadi.

“Disamping itu juga untuk meningkatkan skill kita, tentang bagaimana bisa memiliki waktu yang cepat dan tepat untuk penanganan dari bencana ini,” tegasnya.

Deputi Bidang Pencegahan BNPB, Prasinta Dewi menambahkan, simulasi ini merupakan bentuk tindak lanjut dari arahan Presiden RI Joko Widodo mengenai tanggap bencana. Dimana kesiapsiagaan terhadap bencana perlu ditularkan ke seluruh lapisan masyarakat.

“Seperti dalam simulasi bencana tanah longsor ini, berbagai kelompok masyarakat, terlibat bahkan warga disabilitas atau masyarakat rentan lainnya,”ujarnya.

“Itu semua tergabung dalam satu komando. Pendidikan ini diperlukan sampai yang terbawah sehingga terbentuk kekuatan di masyarakat,” tambahnya.

Dari gelaran simulasi bencana tersebut, ia menilai skenario yang disuguhkan telah memenuhi syarat. Seperti adanya tim evakuasi hingga posko penampungan, bahkan di posko pengungsian, lanjut dia, juga terpenuhi kebutuhan logistik seperti air bersih maupun kebutuhan dasar lainnya.

“Saya rasa ini menjadi satu basic ya, ketika bencana terjadi, mereka sudah tau apa yang harus dikerjakan,” ungkapnya.

Prasinta berpendapat, kekuatan masyarakat dalam menyikapi bencana perlu dimaksimalkan, terutama dalam menyokong pembangunan IKN Nusantara. Disaat bencana terjadi kapan saja, dengan ancaman dan kerugian yang bervariasi, dirinya menilai agar kelompok masyarakat sudah siap terlebih dahulu.

“Kita tau disini kadang hujan sedikit sudah banjir, jadi lebih baik kita siap lebih dahulu,” tutupnya.

Simulasi ini merupakan rangkaian dari program Pengurangan risiko bencana di Balikpapan yang berlangsung sejak tanggal 12-14 Oktober 2022 besok.

Share.
Leave A Reply