Balikpapan, Gerbangkaltim.com – Pemkot Balikpapan melalui Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Balikpapan memberikan perhatian terhadap dugaan adanya indikasi pengoplosan beras SPHP milik bulog yang dijual lebih tinggi di salah satu pasar di Kota Balikpapan. Namun demikian, Disdag Kota Balikpapan lebih focus pada optimalisasi peran komoditi pangan, supaya bisa selalu ada di Kota Balikpapan.

Kepala Disdag Kota Balikpapan, Haemusri Umar mengatakan, pihaknya sampai sejauh ini masih belum menemukan laporan adanya kemiungkinan terjadinya pengoplosan beras SPHP milik bulog yang dijual lebih tinggi di salah satu pasar di Kota Balikpapan, baik Polresta Balikpapan dan Polda Kaltim yang melaksanakan kegiatan itu pengamanan beras SPHP.

“Saya belum mendapatkan informasi,” ujar Haemusri Umar, Selasa (29/4/2024).

Terkait temuan kasus tersebut, kata Haemusri, Disdag Kota BValikpapan tidak mempunyai peran untuk menindak lanjuti apabila terdapat temuan penyalagunaan beras SPHP itu. Pasalnya, yang memiliki peran untuk menindak temuan tersebut Polresta Balikpapan atau Polda Kaltim yang melaksanakan kegiatan itu. .

“Jika memang ada temuan, kami tidak bisa menindaklanjutinya. Pemerintah hanya melaksanakan bagaimana sih optimalisasi peran komoditi pangan, supaya bisa selalu ada di Kota Balikpapan,” jelasnya.

Haemusri mengakui, jika pernah mendapatkan informasi temuan beras SPHP dioplos pada saat melakukan operasi pasar, baik bersama tim Polda Kaltim dan tim Polresta Balikpapan.

“Itu sudah ada ditemukan orang Balikpapan yang menjual beras SPHP ke Banjarmasin. Itu yang saya dapat informasi. Terkait dari KPPU yang baru belum dapat informasi,” tukasnya.

Berdasarkan data KPPU, HET atau harga acuan penjualan (HAP) beras premium dijual Rp 13.900 per kilogram sedangkan beras medium Rp 10.900 per kilogram. Menurutnya, temuan KPPU harus ditindaklanjuti aparat penegak hukum. Menelusuri oknum distributor yang mengemas ulang beras Bulog menjadi beras premium.

Apalagi jika melihat kondisi penduduk Balikpapan yang terdata saat ini adalah 733 ribu. Namun, diperkirakan pada hari-hari tertentu malah membengkak menjadi 1,1 juta sampai 1,2 juta jiwa orang. Angka ini menjadi perhatian terkait kebutuhan beras

Share.
Leave A Reply