BALIKPAPAN, Gerbangkaltim.com – Malam Perayaan Misa Natal di Gereja Santa Theresia Prapatan, Balikpapan Kota dirayakan dengan nuansa chaina, Selasa (24/12/2019).

Nuansa ini telihat mulai dari ornament gereja, hingga hiasan dan bahkan ribuan jemaat yang dating tidak ketinggalan menggunakan pakaian yang merupakan budaya chaina.

Selain itu, perarakan yang dilakukan di gereja juga mengenakan pakaian yang menggambarkan budaya chaina.

Pastor Paroki Gereja Santa Theresia Frans Huvang Hurang mengatakan, hal ini menggambarkan jika gereja adalah universal. Bukan hanya milik etnis tertentu saja.
“Kita bernuansa merah-merah itu nuansa Tiongkok (Mandarin), ini melambangkan atau menggambarkan jika gereja itu bersifat universal bukan milik etnis tertentu,” ujarnya.

Frans Huvang menambahkan, melalui budaya Tiongkok ini pihaknya ingin menghormati Natal dengan menyampaikan pesan sang pencipta jika seluruh umat dibumi ini adalah saudara.

Kami mengambil tema itu bersahabat dengan semua orang. Dimana persaudaraan dan perdamaian kita andalkan dalam Natal ini,” jelasnya.

Dalam pesannya kepada ribuan jemaat yang hadir di Gereja Santa Theresia, pastor berpesan agar tidak ada lagi perpecahan, perkelahian, penghinaan sesama umat di dunia.

“Yesus Kristus lahir di dunia ini untuk pesan kedamaian, kasih, menciptakan kerukunan. Hanya orang yang tidak beragama yang mau melakukan perbuatan tercela lalu mereka bersembunyi duduk berkamuflase di balik tuhan, itu yang kita hindari,” paparnya. (mh/gk)

Share.
Leave A Reply