Haidar Alwi Soal Lagu “Bayar Polisi” Band Sukatani: Olok-olok yang Dibungkus Seni Musik

Gerbangkaltim.com, Jakarta – Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI), R Haidar Alwi, turut mengomentari polemik yang muncul akibat lagu “Bayar Polisi” yang dinyanyikan oleh band Sukatani asal Purbalingga. Menurutnya, ada perbedaan mendasar antara kritik dan olok-olok, terutama dalam konteks seni dan kebebasan berekspresi.
“Kritik dan olok-olok adalah dua hal yang berbeda. Kritik bersifat netral dan bertujuan untuk membangun. Sedangkan olok-olok bernuansa tidak suka dan bertujuan menjatuhkan atau mempermalukan,” ujar Haidar Alwi, Senin (24/2/2025).
Seni Musik Harus Bernilai Keindahan dan Etika
Haidar Alwi menjelaskan bahwa seni adalah keindahan, yang tidak hanya tercermin dari vokal dan instrumen musik, tetapi juga dari lirik yang dibawakan. Ia mencontohkan musisi legendaris Iwan Fals, yang meskipun sering menyampaikan kritik dalam lagunya, tetap menjaga etika dan keindahan dalam syairnya.
“Misalnya Iwan Fals. Meskipun beberapa lagunya berisi kritik, tapi syairnya tetap halus, indah, dan beretika. Ini berbeda dengan olok-olok yang hanya dibalut dengan seni musik,” ungkapnya.
Menurutnya, lagu “Bayar Polisi” bukan sekadar kritik, tetapi lebih mengarah pada olok-olok yang dapat merusak citra institusi negara, khususnya Polri.
Dampak Buruk Jika Olok-olok Terus Ditoleransi
Haidar Alwi menegaskan bahwa jika olok-olok terus ditoleransi atas nama kritik dan kebebasan berpendapat, maka lama-kelamaan tindakan mempermalukan seseorang atau institusi negara akan dianggap sebagai hal biasa.
“Dampaknya sudah mulai terlihat dengan munculnya banyak konten video di media sosial yang berisi olok-olok terhadap polisi. Banyak yang menganggapnya sebagai sekadar hiburan, padahal sebenarnya itu menjatuhkan dan mempermalukan institusi Polri,” jelasnya.
Ia menekankan pentingnya etika dalam berekspresi, terutama dalam dunia seni, agar kebebasan berpendapat tidak disalahgunakan untuk menyerang atau merendahkan pihak lain.
Dengan adanya polemik ini, ia berharap masyarakat bisa lebih bijak dalam menyikapi konten-konten yang beredar, serta memahami perbedaan antara kritik yang membangun dan olok-olok yang justru merusak.
📌 Sumber: Haidar Alwi Institute (HAI)
BACA JUGA