Balikpapan, Gerbangkaltim.com – PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Balikpap2an mengajak sebanyak 450 anak yang berasal 24 sekolah, yayasan, hingga panti asuhan untuk membeli buku yang diminati dalam program yang bertajuk “Belanja Buku Bersama Anak Yatim dan Anak Ulin di Pameran Big Bad Wolf”.

Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan minat literasi dikalangan remaja atau sebuah keterampilan pada diri seseorang dalam membaca dan dapat menumbuhkan rasa haus akan informasi yang ada dalam buku atau media yang dibaca serta dapat menguasai apa yang sudah dibaca.

Salah satunya anak yatim yang ikut kegiatan ini adalah Meliska, ia merupakan 11 anak yatim piatu yang terpilih dari 14 anak yatim piatu yang berasal dari Panti Sosial Anak Yatim Piatu Aisyiyah Balikpapan yang beralamat Jl. Aw Syahrani Gg Hargowilis RT 62 No. 01 Kel. Batu Ampar, Balikpapan Utara.

“Hari ini saya cari kamus Bahasa Francis, buat Pelajaran Bahasa Francis di Sekolah. Kebetulan saya sekolah di SMK Negeri 4 Balikpapan jurusan perhotelan,” ujar Meliska, saat antre akan membayar kamus dan buku-buku yang akan dibelinya, Sabtu (7/10/2023).

Meliska yang hari itu mengenakan gaun batik Kaltim berwarna merah dibalut dengan jilbab hitam sangat senang bisa menemukan kamus Bahasa Francis tersebut.

“Saya sudah cari kemana-mana tidak ketemu, beruntung ada program beli buku gratis dari pertamina di Big Bad Wolf (BBW) dan alhamdulillah ketemu disini,” ujarnya tersenyum sumringah.

Ditambahkan, selain itu ia juga bisa membeli sejumlah buku berkualitas untuk Pelajaran disekolah dan beberapa novel yang bisa dibaca pada waktu senggang.

Hasil studi Program for Internasional Student Assessment PISA 2019 yang dirilis oleh Organization for Economic Co-Operation And Development OECD tingkat literasi Indonesia masih sangat rendah. Indonesia berada di urutan ke 62 dari 70 negara dalam tingkat minat baca, hasil survei tersebut menunjukan bahwa Indonesia memang sangat perlu untuk lebih meningkatkan literasi. (Sumber:https://perpustakaan.kemendagri.go.id/2021/03/tingkat-literasi-indonesia-di-dunia-rendah-ranking-62-dari-70-negara/).

Untuk itu, pemerintah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan literasi di Indonesia agar masyarakat dapat menemukan, mengevaluasi, dan mengkomunikasikan informasi literasi dengan baik. Baru-baru ini Kemendikbudristek mengembangkan enam jenis literasi untuk masyarakat yakni literasi baca tulis, literasi sains, literasi finansial, literasi digital, literasi numerasi, serta literasi budaya dan kewargaan.

Presiden Direktur Big Bad Wolf Indonesia, Uli Silalahi ditemui terpisah mengatakan, kehadiran BBW di Kota Balikpapan, Kaltim alasannya adalah karena kota ini sebagai penyangga Ibu Kota Negara (IKN), sehingga BBW ingin mengajak warga ibu kota baru ini untuk giat membaca buku fisik dengan koleksi serba baru untuk gaya hidup kekinian yang makin keren.

“Kami mengusung tema #BACAITUKEREN BBW Balikpapan menjadi ruang rekreasi literasi bersama keluarga dan sahabat saat akhir pekan,” ujarnya.

Big Bad Wolf Balikpapan 2023 sudah dimulai sejak tanggal 29 September 2023. Mayoritas didominasi oleh pengunjung keluarga. Sebab itu menghabiskan akhir pekan di BBW Balikpapan akan menjadi ruang literasi yang dapat mempererat hubungan keluarga.

Tahun ini BBW akan melakukan tour ke 6 kota, di antaranya: Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Balikpapan, dan kota ke-6 akan menjadi kejutan pemberhentian tour tambahan.

Big Bad Wolf Books pertama kali dimulai tahun 2009 di Malaysia. Bazar buku ini digagas oleh Pendiri BookXcess, Andrew Yap dan Jacqueline Ng. Bazar ini dilakukan sebagai upaya advokasi membaca global serta memberikan bacaan terjangkau bagi pembaca di seluruh dunia.

Sementara itu, Pjs. General Manager PT KPI unit Balikpapan Novie Handoyo Anto mengatakan, program ini dilaksanakan karena bertepatan dengan adanya bazar yang digelar BBW di Balikpapan.

“Ini spontan saja, kami lihat ada pameran buku, maka kesempatan ini kami gunakan untuk mengajak anak-anak membeli buku yang bermanfaat,” ujarnya.

Pembelian buku ini, katanya, menggunakan dana yang dikumpulkan dari rekan-rekan pekerja pertamina dengan harapan anak-anak ini bisa membuka pikirannya melalui membaca buku.

“Sekarang mereka lebih tertarik menggunakan gadget, namun dengan membaca buku sebenarnya bisa lebih konsentrasi, lebih kreatif dan tentunya bisa melakukan hal-hal positif lainnya,” tutupnya.

Share.
Leave A Reply