Balikpapan, Gerbangkaltim.com – Tumpukan sampah yang membusuk akan mengundang serangga dan hewan, seperti lalat, kecoa, atau tikus, yang akan membawa dampak buruk untuk kesehatan tubuh manusia.

Lalat misalnya erat kaitannya dengan berbagai macam penyakit, namun tidak semuanya mempunyai pengaruh buruk, Lalat Tentara Hitam atau Black Soldier Fly (BSF) yang dalam Bahasa latinnya Hermetia illucens bahkan dapat membantu manusia dalam mengatasi persoalan sampah organik.

Namun ditangan, Kelompok Petratonik Warga Sei Wain, Kelurahan Karang Joang, Balikpapan Utara melalui Program Petratonik (Peternakan Ayam Terintegrasi Black Soldier Fly dan Sayuran Organik), sampah dan lalat BSF merupakan kolaborasi yang baik dalam upaya melakukan pengelolaan sampah.

“Pembelajaran awalnya, kami diajarkan para mahasiswa dari Bandung, dimana bibit telur lalat BSF dibawa dari bandung terus dikembangkan menjadi larva atau maggot juga disini,” ujar Ketua Kelompok Petratonik Balikpapan, Ahmad Sadri, saat ditemui di lokasi pengembangan Program Petratonik (Peternakan Ayam Terintegrasi Black Soldier Fly dan Sayuran Organik), Sei Wain, Kelurahan Karang Joang, Balikpapan Utara, Senin (9/10/2023).

Sejak awal berdiri di tahun 2019 lalu, katanya, warga sudah bisa melakukan panen ternak ayam sebanyak 4 periode dan 3 periode untuk ikan lele. Dimana hasilnya cukup memuaskan.

“Pembean pakan yang dikombinasikan dengan maggot untuk ayam dan ikan lele ini, berbeda dari yang umum dimana ternaknya lebih agresif dan bobotnya juga besar,” jelasnya.

Pengelolaan dengan menggunakan cara ini disebut dengan biokonversi limbah. Menurut Fahmi (2015), biokonversi merupakan sebuah proses alami yang melibatkan larva serangga untuk menyerap nutrient dari limbah organik menjadi biomassa larva serangga. Larva ini dapat dijadikan sebagai sumber protein hewani dan lemak hewani yang dibutuhkan untuk pakan ikan maupun unggas (Sumber, https://piat.ugm.ac.id/).

Anggota Kelompok Petratonik Balikpapan, Juarizah mengatakan, awalnya ikut dalam kegiatan ini karena akan sangat menguntungkan, terutama bagi ibu-ibu untuk membantu para suami untuk dalam memenuhi perekonomian keluarga.

“Saya di Petratonik, kebagian mengurusi peternakan ayam,” ujar Juarizah yang juga Ketua RT 9 Karang Joang, Balikpapan Utara.

Untuk pemberian maggot ini dikombinasikan dengan pakan ternak untuk di peternakan ayam dilakukan dengan perbandingan 1:3.

Maggot atau Larva BSF mengandung protein kasar/mentah sebesar 50% dan sekitar 25% lemak. Dari kandungan yang baik inilah maka beberapa produksi pakan menjadikannya sebagai pengganti pakan ikan (Rambet et al., 2016). (Sumber, https://piat.ugm.ac.id/).

Diakunya, hasil Program Petratonik ini harus dibagi untuk seluruh anggota kelompok, dimana hasilnya cukup memuaskan.

“Terakhir kemarin kami panen sekitar 200 ekor ayam, dan saya kebagian sebesar Rp500 ribuan lah, ya lumayan lah untuk bantu-bantu kebutuhan rumah tangga,” ungkap ibu tiga orang anak ini.

Sementara itu, Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Kilang Balikpapan Ely Chandra Peranginangin mengatakan, Petratonik merupakan mitra binaan Pertamina Kilang Balikpapan yang mengembangkan pertanian dan peternakan terintegrasi dengan memanfaatkan lalat BSF sejak tahun 2019 lalu. Kegiatan ini selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan yaitu tujuan (1) Tanpa Kemiskinan dan (8) Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi.

“Program ini awalnya digagas untuk mengelola sampah organik yang berasal dari masyarakat Kelurahan Karang Joang, Balikpapan Utara, yang dimanfaatkan sebagai media pengembangan lalat BSF,” ujarnya.

Chandra mengatakan, sejak terbentuk kelompok petratonik ini sudah mampu menghasilkan maggot atau larva sebanyak 23 kilogram setiap bulannya. Dimana Hasil budidaya maggot atau larva BSF ini dimanfaatkan untuk campuran pakan ternak ayam dan ikan lele yang dikembangkan menjadi bagian terintegrasi dari program.

“Anggota kelompok telah dapat menjual sejumlah 184 kg ayam pada panen sebelumnya, dan ikan lele siklusnya semakin pendek,” jelasnya.

Selain itu, kasgot atau sisa dari sampah yang dimakan hasil dari budidaya maggot telah dimanfaatkan sebagai campuran pupuk untuk tanaman sayuran organik. Sayuran yang dikembangkan adalah kacang panjang, kangkung dan telah dilakukan panen sebanyak 5 periode dengan berat 15 kg.

Share.
Leave A Reply