Balikpapan, Gerbangkaltim.com – Progres pembangunan Persemaian Mentawir yang disiapkan untuk menghasilkan bibit tanaman untuk menghutankan kembali Ibu Kota Nusantara (IKN) ditargetkan rampung akhir bulan ini.

Progres pembangunan areal yang berada di Kelurahan Mentawir, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) tersebut telah mencapai 90 persen.

“Persemaian ini nantinya, akan memiliki kapasitas produksi 16 juta bibit per tahunnya,” ujar Wakil Menteri (Wamen) Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Alue Dohong, Selasa (9/8/2022).

Alue menambahkan, beberapa instalasi fisik di Persemaian Mentawir ini sudah selesai dibangun. Saat ini masih ada kegiatan leveling atau penyamarataan dan pemadatan untuk lokasi pembangunan persemaian sudah dilakukan.

“Termasuk open growth area sudah hampir 90 persen pemadatannya,” jelasnya.

Sedangkan, pengerjaan jalan lingkungan dan jalan masuk menuju Persemaian Mentawir sedang diselesaikan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Sedangkan untuk penyediaan listrik dari PLN telah mulai mendirikan tiang, dan menunggu kedatangan kabel yang telah dikirim dari Surabaya, Jawa Timur. Dan termasuk menyediakan jaringan telekomunikasi dari Telkom.

“Kita berharap akhir Agustus ini, sudah terpasang semua jaringan listrik dan komunikasi sampai ke Persemaian Mentawir,” ungkapnya.

Dan untuk penyelesaian pembangunan embung seluas 6 hektare di kawasan persemaian, sambungnya, tengah dilakukan melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan IV Kementerian PUPR. Targetnya juga pada akhir bulan ini, akan dilakukan pengisian.

“Sekitar 3 hektare nanti akan diisi, akhir Agustus ini,” paparnya

Ditambahkan Alue, pembibitan yang dilakukan di Persemaian Mentawir ini diatas lahan seluas 120 hektare itu, dan saat ini sudah lebih dari 600 ribu jenis. Dan nantinya sebanyak 2 juta akan masukkan ke sarana utama persemaian seluas 32,5 hektare, pada akhir September mendatang.

“Sampai nanti targetnya 16 juta bibit,” tambahnya.

Kementerian LHK secara paralel
juga melakukan penanaman bibit pada kawasan tertentu di daerah Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN. Hal ini dilakukan untuk memulai transformasi dari hutan tanaman industri (HTI) menjadi Hutan Hujan Tropis, sambil menunggu penerbitan rencana detail tata ruang (RDTR) di IKN.

“Intinya, kita semua bergerak menyiapkan bibit, lalu melakukan penanaman untuk transformasi itu. Menyesuaikan ruang yang ada di situ. Karena sekarang ini adalah HTI. Dan akan pelan-pelan diubah menjadi Hutan Hujan Tropis,” tegasnya.

Pengawasan terhadap bibit yang ditanam di KIPP juga masih dilakukan. Terutama tanaman kayu, dan multipurpose tree species (MPTS) atau pohon multifungsi yang sengaja ditanam dan dikelola untuk lebih dari satu hasil, seperti buah-buahan lokal, sebagai fungsinya untuk keanekaragaman hayati flora.

“Monitoring masih kita lakukan, selain itu pohon eukaliptus yang di sana juga penting menjadi naungan
yang tidak boleh kena matahari langsung. Pasalnya, bibit tanaman itu ada yang toleran dan tidak toleran terhadap cahaya yang berlebihan. Sehingga, harus ada naungannya dulu,” tutupnya.

 

Share.
Leave A Reply