PT Pertamina Hulu Sanga Sanga Gelar Pelatihan Manajemen Wisata Ramah Lingkungan di Muara Badak
Muara Badak, Gerbangkaltim.com – PT Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS) menggelar Pelatihan Manajemen Wisata sebagai salah satu bagian dari program CSR perusahaan, yaitu program Jaga Pesisir Kita di Pantai Blue Beach, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur pada Minggu (17/09/2023).
Pelatihan ini bekerja sama dengan Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) Pesona Pangempang dengan mengundang 4 narasumber pelaku wisata, yakni Syafruddin Pernyata Ketua Jaringan Mitra Pariwisata, Kifyatul Akhyar selaku Praktisi Lingkungan Hidup, Misman selaku Pegiat Lingkungan Hidup Bidang Ekonomi, dan Daeng Lompo selaku Ketua Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia.
Field Manager PHSS Ade Diar Suhendar menyebutkan bahwa Pelatihan Manajemen Wisata diberikan kepada 14 pengelola wisata di Kawasan Pesisir Pangempang dan meningkatkan kapasitas masyarakat desa-desa dengan potensi wisata di kawasan Muara Badak untuk mengembangkan wisata yang terarah dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.
“Kegiatan ini diharapkan dapat mendorong para pengelola pantai untuk meningkatkan kapasitas pengelolaan wisata, penggalian potensi yang ramah lingkungan serta target pasar,” ungkap Ade.
Menurut Ade, perusahaan terus mengembangkan program CSR yang dapat mendukung pengembangan ekonomi dan kemandirian masyarakat.
“Kami mendukung pengembangan aktivitas pariwisata di kawasan pesisir di wilayah Muara Badak sehingga dapat memberikan dampak positif kepada masyarakat secara umum,” pungkasnya.
Syafruddin Pernyata dalam materi pelatihan menjelaskan berbagai faktor penting yang mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat luas.
“Dimulai dari identifikasi keunikan, keberagaman hayati maupun warisan budaya, dilanjutkan dengan perencanaan jangka panjang, peningkatan fasilitas, pemberdayaan masyarakat, hingga strategi pemasaran, promosi bahkan ulasan atau review juga menjadi penting,” ujarnya.
Selain itu, Syafruddin menambah bahwa potensi sumber daya alam yang dimiliki Muara Badak seperti nipah, nibung, kelapa, dan aren dapat menjadi produk kerajinan dan kuliner yang mendukung aktivitas wisata yang ramah lingkungan.
Sementara itu, Misman dan Daeng Lompo menyoroti pentingnya pengelolaan dan pemanfaatan sampah sehingga dapat memberikan manfaat dalam upaya pengembangan area wisata yang berwawasan lingkungan.
Selain itu keduanya menyoroti pentingnya branding yang kuat tentang atraksi wisata, aksesbilitas, dan amenitas wisata yang bisa bersinergi dengan banyak stakeholder.
BACA JUGA