Balikpapan, Gerbangkaltim.com- Dunia Pendidikan di Kota Balikpapan tercoreng oleh ulah oknum sejumlah siswa yang melakukan aksi perundungan terhadap seorang rekannya dikelas. Peristiwa ini terjadi di SMPN 13, Kelurahan Teritib,Balikpapan Timur, Kaltim.

Sebuah video berdurasi 2 menit 50 detik viral di media sosial memperlihatkan seorang siswa dianiaya oleh teman-temannya. Didalam video tersebut, terlihat korban berinisial R sedang duduk dibangku di ruang kelas dan dijambak seorang siswa pelaku kekerasan berinisial S.

Tidak berselang lama, datang seorang siswa lainnya dari arah belakang dan langsung memukul kepala korban. Dan kemudian, disusul beberapa orang siswa lainnya yang juga berkerumun dan turut serta melakukan pemukulan, bahkan salah satu siswa dengan bengisnya menginjak kepala korban.

Berdasarkan informasi yang beredar, aksi tak terpuji para siswa pelajar ini terjadi di lingkungan SMPN 13 Balikpapan Timur, Kota Balikpapan, Kaltim.

Guru Bidang Konseling (BK) Reina membenarkan kejadian peristiwa perundungan tersebut. Dimana kejadian aksi pengeroyokan ini terjadi pada Selasa (27/2/2024) pagi saat jam istirahat pekan lalu.

“Atas kejadian itu, kami melakukan rapat internal dengan semua guru, akhirnya disepakati mengumpulkan semua siswa yang terlibat, orang tua, RT dan guru,” ujarnya.

Dimana hasilnya, kasus tersebut bisa diselesaikan secara internal, namun beberapa hari kemudian video aksi kekerasan tersebut beredar luas di media sosial. Dan para pelaku serta korban akhirnya dibawa ke Mapolsek Balikpapan Timur.

“Kami kira bisa diselesaikan di Mapolsek, ternyata kasusnya harus dilimpahkan ke Unit PPA Polresta Balikpapan,” ungkapnya.

Sementara itu, Wali Kelas IX SMP 13 Nasrun mengatakan, kejadian ini berawal akibat tindakan korban R yang mengirim gambar asusila kepada keluarga S, yang merupakan salah satu pelaku aksi kekerasan.

“S tidak terima dan menegur R di kelas, yang kemudian berujung pada pengeroyokan oleh siswa lain,” ujarnya.

Adapun siswa lain yang terlibat, diantaranya berinisial M, MR, AB, AMR, dan F. Namun F hanya sebatas merekam dan tidak terlibat langsung.

Dikatakannya persoalan ini sebenarnya sudah diselesaikan secara internal, bahkan antara pelaku dan korban sudah kembali berinteraksi seperti sewajarnya.

“Makanya pihak sekolah kaget setelah video tersebut ramai di media sosial, padahal sudah kembali main bersama,” jelasnya.

Korban dan para pelaku menjalani pemeriksaan didampingi guru dan orang tua masing-masing.

Namun hingga berita ini ditulis, belum ada keterangan dari kepolisian menyangkut proses hukum yang bakal dijalani para pelaku.

Share.
Leave A Reply