85 Warga Gunung Bugis Isoman Dapat Bantuan Menteri PMK

Balikpapan, Gerbangkaltim.com – Menteri Kordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy melakukan peninjauan terhadap sejumlah warga di kawasan Gunung Bugis, Kelurahan Baru Ulu, Balikpapan Barat, Kaltim yang terdampak pelaksanaan PPKM Darurat atau Lavel IV dan yang sedang menjalani isolasi mandiri.

“Ini istilahnya uji petik, mengecek bagaimana kondisi lapisan paling bawah mengenai kesadaran pakai masker, kemudian pembagian bansosnya sudah merata apa belum, apakah mereka yang terdampak sudah mendapat bantuan. Karena kebijakan diatas sudah bagus, arahan Presiden sudah jelas. Masalahnya di lapangan memang seperti yang dimaksudkan oleh Presiden kita perlu cek,” ujar Menteri Kordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy usia melakukan kunjungan, Selasa (27/7/2021).

Muhadjir melihat langsung bagaimana kondisi warga yang terdampak PPKM Darurat dan yang sedang menjalani isolasi mandiri maupun yang telah sembuh.

Dimana diketahui puluhan warga di kawasan Gunung Bugis, Kelurahan Baru Ulu cukup banyak yang terpapar Covid-19.

Muhadjir mengatakan, penanganan Satgas COVID-19 di tingkat RT termasuk pihak Kelurahan dirasa cukup baik. Bahkan dari 84 warga yang menjalani isolasi mandiri (isoman) dirasa cukup tertangani dengan baik. Termasuk dalam pemberian vitamin kepada mereka yang menjalani isoman.

“Kalau soal tracking dan tracesing disini sudah bagus, ini ada 84 warga yang statusnya isolasi mandiri, dan tadi juga ada yang selesai isolasi mandiri atau sudah sehat. Artinya penanganannya sudah lumayan bagus, walaupun tadi saya tanya tidak perlu obat, cukup diberi bantuan vitamin mereka sudah sembuh, walaupun semula bergejala,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu Muhadjir juga membagikan masker kepada warga di kawasan Gunung Bugis serta membagikan sejumlah sembako kepada warga terdampak.

“Untuk bansos, tadi saya pantau ada beberapa warga yang tidak dapat bansos karena bukan merupakan warga sini, nah ini memang kelemahan bansos menggunakan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), sehingga perlu ada kebijakan tersendiri,” tegasnya.

Muhadjir menambahkan, sebenarnya pemerintah sudah memiliki Program Keluarga Harapan (PKH) dan bantuan pangan non tunai yang memang sudah tercatat sebelum COVID-19. Selian itu juga ada bantuan sosial tunai dan juga ada BLT desa.

“Nah bantuan sosial tunai dan juga ada BLT desa BBM inilah yang sebenarnya yang bisa digunakan bagi warga yang tidak masuk dalam DTKS, yang terdampak COVID-19, jualannya tidak laku ataupun kena PHK dan lainnya, harus ditutup dengan bantuan yang diluar DTKS, tadi saya sudah ingatkan pa Lurahnya,” tukas Muhadjir.

Harus diakui, kata Muhadjir, penduduk di Kota Balikpapan sangat dinamis dimana banyak penduduk yang datang dari luar kota dan menetap namun tidak sempat tercatat.

“Ada warga yang dari Tenggarong dan Samarinda banyak di Balikpapan namun tidak terdata, untuk itu aparat kelurahan diminta aktif melakukan pendataan, yang terdampak untuk dapat bantuan,” paparnya.

Dan bansos ini akan berjalan hingga tiga bulan kedepan sampai September 2021 dan selanjutnya akan di evaluasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

IKLANL-MEI
hosting terpercaya