Balikpapan, Gerbangkaltim.com – Pemkot Balikpapan melalui Dinas pendidikan dan kebudayaan (Disdikbud saat ini tengah menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) khusus baik Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Taman Kanak-kanak (TK). Persiapan tersebut dilakukan sambil menunggu PPKM lavel 4 Kota Balikpapan dinyatakan turun pada 6 September mendatang.

“Kalau turun ke PPKM level 3, kemungkinan PTM bisa digelar dengan melihat hasil dari simulasi PTM dilaksanakan untuk tingkat SD dan SMP selama sebulan, apakah aman atau tidak,” ujar Kepala Disdikbud Kota Balikpapan, Muhaimin ditemui di Kantor Wali Kota Balikpapan, Jumat (3/9/2021).

Muhaimin mengatakan, pelaksanaan PTM untuk jenjang PAUD dan TK akan lebih spesifik, karena harus ditemani orang tua dan mengingat usia anak PAUD dan TK berkisar 4-6 tahun.

“Saat ini Bidang PAUD dan Dikmas Disdikbud Kota Balikpapan tengah menyusun konsep untuk persiapan simulasi PTM jenjang PAUD dan TK,” ujarnya.

Pola yang akan diterapkan untuk PAUD dan TK, katanya, tidak sama dengan SD dan SMP, kalau SD pembelajaran dua jam dengan pertemuan sekali dalam seminggu perkelas dan SMP dua jam dengan waktu dua hari pertemuan dalam seminggu. Khusus untuk PAUD dan TK berbeda, kemungkinan hanya satu jam pertemuan dan dua kali dalam seminggu.

“Untuk kurikulumnya tetap menggunakan kurikulum darurat karena kondisi kita yang masih pandemi Covid-19,” tukas Muhaimin.

Sementara itu, Satgas Penanganan Covid-19 Kota Balikpapan masih terus berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan terkait rencana pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas tersebut.

“Tadi ada Kadisidik (Kepala Dinas Pendidikan), kita berkoordinasi jadi itu memang akan dibuka bertahap,” ujar Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Balikpapan Andi Sri Juliarty.

Dio sapaan akrabnya menambahkan, sehingga nantinya jika ada 1.000 anak disekolah tersebut, maka tidak semuanya langsung hadir PTM, namun dilakukan secara bertahap.

Selain untuk siswa SMA dan SMP, lanjutnya, PTM terbatas juga akan dilaksanakan untuk siswa SD. Namun kemungkinan besar, hanya satu kali dalam sepekan.

“Untuk SD tetap akan dimulai bertahap, cuma mungkin sekali seminggu. Karena memang belum ada vaksinnya untuk anak SD,” jelasnya.

Namun untuk sementara yang menjadi prioritas siswa yang telah divaksin untuk menggelar PTM terbatas. Disisi lain, DKK saat ini juga masih terus menggencarkan pelaksanaan vaksinasi bagi siswa.

“Jadi tidak usah khawatir jika ada yang belum divaksin, proses berjalan terus,” ujarnya

Dio menambakan, kegiatan vaksinasi untuk siswa ini digelar masing-masing puskesmas dengan cara mendatangi sekolah-sekolah terdekat. Dan vaksinasi siswa ini terbantu dengan kegiatan vaksinasi yang dilaksanakan u TNI –Polri untuk mempercepat vaksinasi.

“Selain dari puskesmas, TNI – Polri juga ada masuk ke sekolah-sekolah. Contoh SMA satu kemarin Polda yang masuk kemarin. Karena kita saling membantu,” tukasnya.

Selain itu, sambungannya, vaksin tidak hanya didistribusi ke Pemerintah Daerah, namun juga ke sejumlah instansi untuk mempercepat vaksinasi. Sehingga siswa juga bisa ikut vaksinasi umum.

“Pemerintah Pusat tidak hanya memberikan vaksin ke Dinas Kesehatan saja, ada OJK kemarin, APINDO. Jadi selain pekerjanya, juga memasukkan anak-anaknya yang usia sekolah jadi bisa lebih cepat vaksinasi untuk anak sekolah,” tutupnya.

Share.
Leave A Reply