Oleh : Restu Aulia,S.Pd.I*

Satuan pendidikan saat ini baik sekolah berbasis agama maupun sekolah umum di dalam menentukan visi misi sekolahnya hampir semua tidak jauh dari rumusan Iman dan taqwa (Imtak) serta Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek). Rumusan ini ditawarkan sebagai upaya Menciptakan suasana lingkungan sekolah yang tidak hanya fokus pada pengembangan kemampuan akademik peserta didiknya.

Namun, juga mampu menumbuhkan sikap religius. Dengan intelektual yang dituntun spiritual yang baik maka harapan melahirkan generasi-generasi emas yang berkarakter dan berkualitas dari sekolah akan mudah terwujud.

Salah satu pendukung keberhasilan sebuah pendidikan yang juga harus menjadi perhatian serius adalah lingkungan peserta didik itu sendiri. Di masa pandemi seperti saat ini lingkungan peserta didik harus benar-benar menjadi perhatian. Hal ini mengingat keterbatasan waktu siswa belajar di sekolah masih belum terlaksana 100% seperti biasanya.

Pada beberapa sekolah ada yang membagi jadwal masuk dengan pembagian pagi dan siang ada pula dengan sistem genap ganjil. Melihat fenomena seperti ini maka lingkungan harus terlibat aktif membantu sekolah untuk menciptakan suasana yang mampu mengaktualisasikan imtaq dan iptek sebagaimana harapan yang tertuang pada visi misi di banyak sekolah.

Rasulullah Saw bersabda : Artinya Tidak ada pemberian orang tua kepada anaknya yang lebih utama daripada pendidikan yang baik. (H.R Tirmidzi dan Hakim dari amir bin Said bin Ash).

Ajaran Islam meliputi seluruh aspek kehidupan tidak terkecuali Pendidikan.

Dalam ajaran Islam memiliki porsi perhatian yang sangat besar bahkan keseluruhan ajaran Islam yang bersumber dari Al-quran dan al-Hadits merupakan materi pendidikan dan ilmu pengetahuan yang luar biasa.

Secara Normatif Struktur kurikulum Pendidikan Islam Formal dijabarkan dalam tiga komponen. Materi pendidikan utama yang sekaligus menjadi karakteristik, yaitu : 1. Pembentukan kepribadian Islami, 2. Tsaqafah Islam (Ilmu Terapan yang diberikan secara bertingkat), 3. Aqliyyah (Iptek) Ilmu kehidupan dan Jismiyyah (Teknik dan keterampilan dan Keahlian).

Dengan dasar agama yang kuat ditambah pengetahuan yang baik maka pertumbuhan peserta didik akan semakin mematangkan pribadinya sehingga mampu bersikap dewasa dalam menghadapi setiap persoalan yang mereka temui.

Pendidikan agama adalah jiwa (Spritualitas) dari pendidikan. Manusia Kecil dengan Jasadnya, Namun Ia Besar dengan Ruhnya, Ruh Tanpa Ilmu Niscaya Hampa.

Paradigma Pendidikan Islam yang disebut Pendidikan Integral. Integrasi tersebut meliputi integrasi secara utuh kemampuan belajar manusia atau potensi dasar manusia yang dibedakan dalam tiga dominan yaitu afektif, kognitif dan psikomotorik, atau dalam kata lain berupa potensi Ruhiyyah, Aqliyyah dan Jismiyyah. Selamat Hari Guru Nasional Hut ke 76.Bangkit Guru,Maju Negeriku.

 

*Pengurus Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam (AGPAII) Kabupaten Paser, Guru PAI SMPN 2 Pasir Belengkong

Share.
Leave A Reply