Balikpapan, Gerbangkaltim.com – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengajak sebanyak 21 Dekan Fakultas Kehutanan Se Indonesia untuk melihat langsung Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang mengusung Konsep Forest City. Selain melihat titik nol IKN dan Lokasi Istana Negara, para dekan ini juga melihat lokasi rencana persemaian IKN dan Persemaian Moderen Mentawir, Bukit Bengkirai, Samboja, Kukar, Kaltim.

“Saya sudah lapor bapak Presiden Jokowi, dalam rangka pemulihan dan mendukung pembangunan IKN yang smart forest city, maka kita perlu melihatkan akademisi, sehingga ada 21 guru besar dari 16 Fakultas Kehutanan mewakili perguruan tinggi dari pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku hingga Papua, setelah ke lapangan maka akan dilanjutkan dengan diskusi bagaimana memulihkan hutan alam Indonesia,” ujar Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar, Selasa (22/3/2022).

Nurbaya mengatakan, perkembangan keilmuan kehutanan dan lingkungan menjadi perhatian untuk hal-hal yang dikembangkan di kampus. Dalam kesempatan ini juga akan didiskusikan tentang Hutan Tropika Basah yang dikembangkan Pemprov Kalsel.

“Keliatannya tidak banyak hanya 600 hektar, namun saya liat perkembangannya dilapangan sangat baik,” ujarnya.

Dan yang paling penting, lanjutnya, seperti yang disampaikan Perwakilan Word Bank, dimana pemerintah daerah harus mendukung dalam membuat mozaik hutan alam yang paling baik untuk Indonesia.

“Kami juga akan bahas dengan para dekan, untuk bagaimana berbagai peluang bagi para mahasiswa juga bisa melakukan praktek kerja lapang dan KKN di kawasan IKN,” ungkapnya.

Ketua Forum Komonikasi Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia (FOReTIKA) Naresworo Nugroho mengatakan, pembangunan IKN dengan konsep smart forest city didukung oleh seluruh dekan se Indonesia.

“Pasalnya, kota yang berbasis alam dan biodiversitas itu sangat menunjang sebuah kota,”ujarnya

Dikatakannya, ada beberapa yang disampaikan FOReTIKA setelah melihat kondisi di lapangan IKN, dimana forest city yang dimaksud adalah mengubah HTI menjadi Hutan Alam atau dihutankan kembali sehingga menciptkan iklim mikro. Dan untuk itu tanaman yang ditanam nantinya jumlah asli Kalimantan harus 50 persen lebih banyak dari jumlah tanaman lainnya.

“Nah untuk satwa yang ada harus ada koridornya, dimana di IKN akan dibuat koridor Utara dan Selatan, supaya tetap lestari dan ada disekitar kawasan IKN,” paparnya.

Tidak kalah pentingnya, lanjut Nugroho, adalah harmonisasi dengan masyarakat sekitar IKN, dan ini memerlukan kajian-kajian akademis dari multi disiplin keilmuan.

“Ini perlu sekai agar tidak terjadi konflik teritorial, hak ulayat atau adat dan masyarakat desa dan lainnya, sehingga peran-peran pemda, kementerian dan Lembaga sangat diperlukan, termasuk LSM dan swasta,” jelasnya.

Dalam kesempatan itu, lanjutnya, FOReTIKA juga meningatkan tentang ancaman kebakaran hutan dan lahan yang mungkin juga bisa terjadi di kawasan IKN tersebut.

“Untuk itu, bagaimana sistem monitoringnya, kemudian tanaman penyangga kebakaran atau belt fire, dan kondisi struktur lahannya, sehingga kebakaran tidak terjadi di kawasan,”ujarnya.

 

Share.
Leave A Reply