AJI Balikpapan Gelar Diskusi Publik: Ajak Jurnalis Ciptakan Berita Ramah Gender dan Ruang Aman bagi Perempuan

AJI Balikpapan
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Balikpapan menggelar diskusi publik dalam rangka memperingati Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan pada Selasa (10/12/2024).

Gerbangkaltim.com, Balikpapan – Dalam rangka memperingati Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (HAKTP), Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Balikpapan menyelenggarakan diskusi publik bertema “Menulis Pemberitaan Ramah Gender dan Menciptakan Ruang Aman untuk Jurnalis Perempuan di Balikpapan” pada Selasa (10/12/2024). Kegiatan yang berlangsung di Puan Kopi, Jalan RE Martadinata, Balikpapan Tengah ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk jurnalis, psikolog, dan aktivis.

Kepala Divisi Organisasi, Gender, Anak, dan Kelompok Marjinal AJI Balikpapan, Dina Angelina, menekankan pentingnya diskusi ini sebagai bagian dari kampanye nasional AJI Indonesia dalam HAKTP. “Kami ingin mengangkat isu penting tentang pemberitaan ramah gender dan menciptakan ruang aman bagi jurnalis perempuan,” jelas Dina.

Diskusi menghadirkan dua narasumber utama, yakni Kepala UPTD PPA DP3AKB Balikpapan Esti Santi Pratiwi dan psikolog Patria Rahmawati. Kegiatan ini bertujuan memberikan wawasan tentang dampak pemberitaan pada korban kekerasan serta pentingnya melindungi privasi korban, terutama perempuan dan anak.

Data Kekerasan Terhadap Perempuan di Balikpapan

Esti Santi Pratiwi memaparkan bahwa hingga Oktober 2024, UPTD PPA DP3AKB mencatat 218 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, mayoritas berupa kekerasan seksual. “Banyak kasus melibatkan pelaku yang merupakan orang terdekat korban,” ujarnya.

Esti juga mengapresiasi upaya media dalam memberitakan kasus kekerasan, namun mengingatkan pentingnya menjaga identitas korban. “Publikasi data seperti foto pelaku atau informasi pribadi korban dapat mengungkap identitas korban, yang seringkali menimbulkan tekanan psikologis,” tambahnya.

Sebagai langkah pendukung, Esti menjelaskan bahwa Pemerintah Kota Balikpapan menyediakan bantuan hukum, psikologi, dan medis secara gratis melalui Dinas Sosial bagi korban yang tidak ter-cover BPJS sejak 2018.

Pentingnya Pelatihan untuk Jurnalis

Psikolog Patria Rahmawati menyoroti pentingnya pelatihan jurnalis dalam meliput isu kekerasan terhadap perempuan. “Kalimat atau penyampaian berita yang tidak hati-hati dapat memperburuk kondisi korban dan keluarganya,” jelasnya. Patria juga mengajak jurnalis untuk lebih sensitif dalam memberitakan isu-isu ini, sehingga dapat menciptakan dampak positif bagi penyintas.

Hasil Survei AJI Balikpapan

Diskusi ini juga memaparkan hasil survei yang dilakukan AJI Balikpapan terhadap 17 jurnalis perempuan di kota tersebut. Hasilnya, 62,5% responden pernah mengalami kekerasan verbal, sementara 58,8% mengaku menghadapi kekerasan berbasis gender di tempat kerja. Selain itu, 64,7% menyaksikan pelecehan berbasis fisik atau verbal di lingkungan kerja mereka.

“Data ini menunjukkan perlunya perhatian lebih terhadap kondisi jurnalis perempuan. Tidak hanya dalam peliputan, tetapi juga dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman,” tegas Dina.

Langkah AJI Balikpapan untuk Masa Depan

AJI Balikpapan berharap diskusi ini dapat meningkatkan kesadaran jurnalis dan masyarakat tentang pentingnya pemberitaan yang ramah gender. Mereka juga mengajak perusahaan media untuk rutin mengadakan pelatihan terkait peliputan kasus kekerasan seksual dan pelecehan.

“Dengan komitmen bersama, kita dapat menciptakan ruang aman bagi perempuan, baik di media maupun di masyarakat luas,” tutup Dina.

Sumber: AJI Balikpapan

Tinggalkan Komentar