Balikpapan, Gerbang Kaltim.com – Prihatin. Tatkala rumah dalam keadaan kosong ditinggal berjualan takjil/kueh untuk berbuka puasa di pasar Ramadan di sekitar Lapangan Sepak Bola “Gubah”, rumahnya di kawasan Jalan Kimia Gang Swadaya 4 Keluarahan Gunung Bahagia Kecamatan Balikpapan Selatan, Kalimantan Timur (Kaltim), dilalap api, Senin (11/4/2022).

“Rumah lagi kosong, Pak. Orangnya jualan di lapangan,” ujar salah seorang warga setempat yang mengaku masih keluarga korban di depan rumah bercat warna hijau yang terbakar sore hari sekitar pukul 15.30 Wita.

Ibu belum setengah baya itu terlihat sedih melihat rumah berkonstruksi semi permanen itu terlihat hangus. Yang terlihat hanya dinding tembok bagian depan. Sedangkan dinding samping berbahan kayu sebagian hangus dilalap si jago merah.

Terlihat beberapa petugas pemadam berkecamuk dengan asap tebal di atas atap rumah berusaha memadamkan kobaran api. (foto : anang7)

“Waduh, kasihan dia, Pak,” sambung perempuan bertumbuh agak gemuk itu sambil menghapus keringat di bagian wajah yang tampak panik.

“Coba telepon dia (korban),” katanya menyuruh keluarga lainnya untuk menghubungi korban yang sedang berjualan takjil di sisi lapangan bola yang berlokasi di perumahan RSS.

Sementara, petugas kebakaran berbagi tugas. Ada yang nekat memanjat bagian atap rumah da nada juga yang masuk dalam rumah dipenuhi kepulan asap. Tidak sampai tiga jam api berhasil dipadamkan oleh dua unit mobil pemadam.

Ada 3 unit rumah warga di kawasan Jalan Kimia Gang Swadaya 4 Keluarahan Gunung Bahagia yang terbakar, Senin sore.

Hingga berita ini dilansir belum diketahui pasti asal api membakar 3 rumah yang berdekatan dengan komplek/perumahan PGRI persis di belakang gedung Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 3 dan SMK Negeri 4 tersebut.

Yang diketahui asap hitam tebal terlihat langsung membumbung tinggi sekitar pukul 15.30 Wita. “Bukan kebakaran itu. Kalau kebakaran orang sudah ramai,” kata Udin, salah seorang warga PGRI yang rumahnya tidak terlalu jauh dari lokasi kebakaran.

Pensiunan PDAM Balikpapan ini, sama sekali tidak menyangka kalau asaP tebal berwarna hitam di angkasa itu asap dari terbakarnya hunian warga. Pasalnya, situasi saat itu tenang-tenang saja alias tidak ada terdengar warga sekitar yang heboh atau rebut-ribut soal kebakaran.

“Paling orang bakar sampah,” timpal Alex, yang juga warga Perumahan PGRI. Alasanya, dia mengatakan “orang Bakar sampah”, karena asap yang mengepul ke angkasa berwarna hitam pekat.

Berulangkali Alex menyebut “orang bakar sampah”. Namun, tidak lama asap hitam perlahan berubah menjadi putih melambung ke angkasa.

Setelah mendengar bunyi sirine/alarm mobil pemadam kebakaran (PMK) masuk ke komplek PGRI, Udin dan Alex baru percaya kalau ada rumah yang terbakar. “Ada tiga rumah (terbakar),” ujar Udin di lokasi kejadian.

“Ku kira orang bakar sampah,” tambah Alex yang tampak terkejut setelah mendengar ada tiga unit rumah warga hangus di lalap api. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa kebakaran dalam cuaca panas tersebut.

Share.
Leave A Reply