Balikpapan, Gerbangkaltim.com – Dinas Lingkungan Kota Balikpapan bekerjasama dangan PT PLN Persero berencana akan menggunakan sampah organik yang ada TPA Manggar untuk bahan bakar PLTU Kariangau.

Hal ini tentunya sangat membantu pengurangan sampah di TPA Manggar sekaligus menjadi bahan materi prestasi Presiden Joko Widodo pada pelaksanaan G20 di Indonesia tahun ini.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan, Sudirman Djayaleksana mengatakan, ada rencananya sampah organik di TPA Manggar akan dijadikan bahan baku selain batu bara untuk PLTU, sehingga ada pengurangan sampah yang ada di TPA Manggar.

“Rencananya September ini sudah dimulai, saat ini tengah disiapkan alat-alatnya oleh pihak PLN, termasuk penempatannya di TPA Manggar sudah kami siapkan lokasinya,” ujar Sudirman Djayaleksana, Senin (17/1/2022).

Sudirman menambahkan, upaya ini tentunya sangat membantu pengurangan sampah di TPA Manggar dan sekaligus juga akan menjadi bahan materi persentasi Presiden Joko Widodo pada pelaksanaan G20 di Indonesia tahun ini.

“Rencananya mesin dan peralatan pihak PLN yang semua siapkan, tinggal nanti jika berjalan sukses maka akan dihibahkan, saat ini kami lagi saling menghitung pola kerja samanya mereka siapkan alatnya kami yang siapkan sampahnya,” jelasnya.

Dikatakannya, sampah organik di TPA Manggar ini akan diolah jadi palet ini yang akan diambil pihak PLN untuk dijadikan bahan baku untuk PLTU yang ada di Kariangau.

“Kegiatan ini rencananya masih dalam skala kecil dulu, yakni berupa pilot project. Dan jika berhasil akan dibuat dalam skala besar,” ujarnya.

Manajer PLN UPDK Balikpapan, Otniel Marrung mengatakan, pihaknya telah melakukan audiensi dengan Wali Kota Balikpapan Rahmad Masud, ini sesuai dengan arahah Presiden yang mana sudah merencanakan program green energi yang akan dicanangkan pada pertemuan G20 di Indonesia bulan Oktober mendatang.

Dimana Presiden Jokowi akan memaparkan progres Green Energi di Indonesia, setelah itu dari Pemerintah mengarahkan ke Komisaris Utama PLN memberikan penegasan untuk bisa PLN menjadi pilot projek pemanfaatan sampah sebagai bahan bakar, atau disebut cofiring.

“Nanti kita akan menggunkan sampah sebagai bahan bakar tambahan untuk PLTU, yang diharapkan emisi kita bisa turun, begitu juga dengan sampah di TPA Manggar berkurang, untuk itulah tujuan kerja sama ini dengan Pemkot Balikpapan kami lakukan,” ujar beberapa waktu lalu.

Kata Otniel, pihaknya juga sudah koordinasi dengan DLH, dan melakukam survei ke TPA Manggar, rencana awal mau menggunakan satu persen dari total bahan bakar untuk PLTU atau kurang lebih 8 ton per hari, yang membutuhkan sampah kurang lebih 20 ton perhari.

“Untuk pilot projek ini kita pakai sampah yakni standar SNI kelas 1, dimana 95 persen menggunakan sampah organik seperti dedaunan,” paparnya.

Apalagi ini sejalan dengan program Pemkot Balikpapan yang akan melakukan pengurangan sampah di 2023, selama ini PLTU biasa menggunakan bahan bakar batu bara, nanti sampah organik dibentuk seperti pelet pakan ikan tapi dengan ukuram lebih besar lagi sekitar 6 mm.

“Nanti pengelolaannya di TPA Manggar, pihak PLN akan menginvestasikan peralatan, sampai dengan jadinya pelet. Kita evaluasi hasilnya pilot projek misalnya jika menguntungkan kita akan perbesar kapasitasnya,” ujarnya.

Untuk saat ini PLTU Kariangau menggunakan 70 ton Batu bara perjam untuk satu unit pembangkit, tidak ada kesulitan sampai saat ini untuk pasokan bahan bakar dari dalam negeri.

“Dimana PLN UPDK ini mengelola pembangkit PLTU Kariangau, PLTD Batakan, PLTD Gunung Malang, Barabai dan Tanjung Aru,” tutupnya.

Share.
Leave A Reply