Beberapa waktu lalu saya ketemu dengan teman anak saya, untuk bantu saya mengerjakan sebuah pekerjaan, pekerjaan sambilan untuk mahasiswa di tengah kondisi Covid19 dan sedang membuat skripsi.

Di tengah asik bicara tentang pekerjaan saya tanyakan bagaimana skripsi yang tengah dikerjakannya, soalnya saat itu anak saya sudah lulus dan sudah di wisuda sementara dia masih belum selesai skripsi.

Seperti mahasiswa pada umumnya, dia bilang dia sulit ketemu dosen pembimbingnya sehingga lama menunggu konsultasi dan koreksi skripsi yang berakibat pada mundurnya penyelesaian skripsi, jawaban biasa menurut saya tapi saya jawab sebaliknya. Sebetulnya semuanya yang salah itu kamu bukan dosenmu, mungkin bawah sadarmu nggak ingin kamu segera lulus dengan berbagai alasan seperti takut pendadaran atau bahkan kalau kamu takut lulus, karena bisa jadi pikiran bawah sadarmu takut kehilangan status mahasiswamu, kamu bukan mahasiswa lagi saat kamu lulus atau hal lainnya  yang kamu tidak sadari sehingga energi yang kamu pancarkan ditangkap dosenmu.

Dua minggu kemudian dia datang ke rumah karena mau pergi dengan anak saya saat itu saya dan saya tawarkan sebentar terapi untuk membersihkan beberapa persoalan yang ada di bawah sadarnya, mungkin hanya sekitar 5 – 10 menit saja terapinya.

Tiga minggu berikutnya saya dapat kabar bahwa dia sudah di panggil dosen pembimbingnya untuk konsultasi dan skripsinya sudah disetujui tinggal menunggu jadwal pendadaran dan sekarang sudah lulus dengan perbaikan skripsi.

Semua tentang Pengalaman dan Pola Pikir dan Pola Hidup

Hidup itu adalah energi (urip kuwi urup), energi itu selalu membuat gelombang, demikian halnya hidup bergelombang kadang naik kadang turun, kadang bahagia kadang sedih. Otak sebagai pusat kendali selalu merekam dan menyimpan kejadian apapun itu, kejadian-kejadian hidup tersebut oleh otak tersebut dijadikan kode atau script (bahasa pemrograman) yang akhirnya jadi software.

Software, kalau otak di asosiasikan dengan komputer dalam otak itu terdapat jutaan software. Software makan: cara membuat makanan, memakan makanan, makanan kesukaan, ETIKA makan, nah semua  aktifitas digerakan dengan software di otak yang terbuat dari kumpulan kode-kode yang di dapatkan dalam kehidupan sehari-hari.

Pengalaman buruk akan mengarahkan ke pola hidup yang buruk,   pengalaman buruk juga akan menghambat pola hidup yang baik, tapi sebaliknya pengalaman baik mengarahkan ke pola hidup yang baik serta menghambat melakukan hal buruk. Namun banyak orang tanpa sadar membuat pengalaman buruk tersebut menjadi software buruk atau virus bagi program baik lainnya.

Pengalaman-pengalaman buruk inilah yang seharusnya dikelola supaya pengalaman itu hanya menjadi pelajaran kehidupan bukan menghambat pola hidup yang baik atau bahkan menjadi virus terhadap pola hidupnya.

Software yang terkena Virus

Semua orang mempunya program baik dan program buruk sekaligus. Sebagian orang menjadikan pengalaman buruknya menjadi virus dan menghancurkan sebagian pola pikirnya dan bahkan merusak pola hidup nya, tapi sebagian orang mampu mematikan virus yang terbuat dari script yang di dapatkan dalam kehidupannya sehinggan mampu menjadikannya pengalaman hidup bahkan membuatnya jadi anti virus.

Beberapa orang yang saat kecilnya pernah di buli bahkan dipukul. Pendendam akan membuat pengalaman tersebut sebagai kenangan buruk yang terus menghantui kehidupannya dan mencari saat yang tepat untuk membalas dendam, pengalam tersebut menjadi program yang merusak atau virus,  untuk dirinya sendiri. Tapi sebagian memaknainya lain dan bahkan memaafkan, orang tersebut merasakan bahwa di buli atau dipukul tidak enak maka dia janji atau buat program yang tidak akan menyakiti orang lain seprti mengasihi  dan membantu orang lain serta tidak akan melakukan perbuatan buruk tersebut bagi orang lain.

Perbaikan Software yang terkena Virus

Software itu terdiri kode atau script yang dibuat bisa diperbaiki bagi yang mengetahui kode-kode yang ada di otak. Software yang buruk bisa dibuat baik dan program baik bisa dibuat lebih baik, para praktisi Neuro Linguistic Programming (NLP) terlatih untuk itu, mereka mempelajari Neuro Programming, mereka belajar kode-kode program di otak, mereka belajar tentang kode-kode dimana sofware tersebut disimpan di panca indera.

Perbaikan software buruk bisa dilakukan dengan mencari program baik dari luar tapi yang paling baik adalah dengan cara mencari software terbaik atau bahkan yang paling excellent yang dipunyai pemilik software buruk tersebut.

Setelah menemukan program terbaik tersebut praktisi NLP bisa mengganti program yang terkena buruk atau kena virus:

  • Hapus (delete) program yang terna virus tersebut.
  • Instal program baru yang paling bagus untuk menggantikan program yang terkena virus dan telah di hapus tadi.

Saat program buruk dan bervirus tersebut di delete serta di perbaiki ternyata pola pikir dan pola hidupnya menjadi lebih baik. Selain itu energi yang dipancarkan akan sangat baik, energi yang dipancarkan baik akan menghasilkan vibrasi yang besar, seperti tabel Map of Consciousness  David R Hawkins di bawah ini:

FORCE  POWER 
1. SHAME (20) 9. COURAGE  (200)
2. GUILT  (30) 10. NEUTRAL   (250)
3. APATHY   (50) 11. WILLINGNESS   (310)
4. GRIEF  (75) 12. ACCEPTANCE   (350)
5. FEAR   (100) 13. REASON   (400)
6. DESIRE   (125) 14. LOVE   (500)
7. ANGER   (150) 15. JOY   (540)
8. PRIDE   (175) 16. PEACE   (600)
17. ENLIGHTMENT  (700-1000)

Bersihkan pikiranmu sehingga pola pikirmu baik yang menghasil pola hidup yang baik, pada akhirnya vibrasimu baik.

sumber: beritajawi.com

Share.
Leave A Reply